Eksklusif : Meriahnya Acara Tedhak Siten Putra Kedua Dokter Reisa, Lihat Prosesinya!

By Finna Prima Handayani, Sabtu, 20 Oktober 2018 | 17:35 WIB
Acara tedhak siten Yoda, anak kedua Reisa Broto Asmoro (Finna Prima/Nakita.id)

Nakita.id - Pada Sabtu (20/10/2018) dokter seleb Reisa Broto Asmoro baru saja melangsungkan prosesi tedhak siten atau turun tanah pada putra keduanya R. Satriyo Daniswara Brotoasmoro.

Acara yang kental dengan budaya Jawa ini diselenggarakan di kediaman pribadi Reisa di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Tedhak siten atau turun tanah umumnya dilakukan pada bayi ketika usia mereka menginjak 7 bulan yang atau jika sudah mulai turun ke tanah.

"Tedhak itu turun atau nginjek, siten itu tanah. Jadi dalam bahsa Jawa artinya menginjak ke tanah. Jadi sebagai perlambang kalau anak mulai belajar merangkak dan berjalan," ujar Masbukhin, pemandu prosesi tedhak siten anak dokter Reisa yang juga sahabat dari suami Reisa.

Baca Juga : Exclusive: Dokter Reisa Gelar Upacara Adat Tedhak Siten, Yoda Rewel & Nangis Sepanjang Acara

Masbukhin menambahkan, tedhak siten pun merupakan ungkapan rasa syukur atas karunia sehat yang telah diberikan Tuhan kepada Si Kecil hingga usianya menginjak 7 bulan.

"Tentuya anak ini dalam kehidupan sejak ia dilahirkan pasti ada selalu mengalami proses baru, seperti ia baru bisa mendengar, bisa melihat, mengucapkan sesuatu, jadi indranya mulai berfungsi dan pada akhirnya mulai mengarah ke gerakan kaki," lanjut Masbukhin.

Dalam proses tedhak siten ada beberapa tahapan, pertama yaitu menginjak 7 juadah (ketan) dengan warna berbeda, meliputi putih, merah, kuning, jingga, biru, cokelat, dan ungu.

"Warna-warna ini melambangkan kehidupan. Misalnya warna putih itu kesucian, jadi anak diajarkan untuk memiliki kepribadian yang suci. Ada juga lambang alam, misalnya biru sebagai lambang langit, hijau lambang tumbuh-tumbuhan, jingga lambang matahari," jelas Masbukhin usai prosesi tedhak siten Si Kecil Yoda.

Injek 7 juadah pada prosesi tedhak siten

Baca Juga : Si Kecil Mulai Bisa Tengkurap? Jangan Khawatir, Ikuti Saran Dokter Reisa Agar Tetap Aman

Setelah menginjak 7 juadah dengan berbagai warna, kemudian Si Kecil Yoda menginjak tanah sebagai pelengkap tahapan pertama pelaksanaan tedhak siten.

Tahapan selanjutnya adalah mencuci kaki dengan air setaman atau air yang dicampur dengan bunga-bunga wewangian.

Proses mencuci kaki dengan air wewangian

"Ini sebagai prosesi yang menandakan orang diharapkan selalu mensucikan diri, baik itu membersihkan badan biar sehat dan juga mensucikan rohani dan mensucikan hati," lanjut Masbukhin menjelaskan.

Setelah itu, Si Kecil Yoda diarahkan untuk menaiki anak tangga, yang bermakna jika dalam kehidupan pasti akan melewati beberapa proses sebelum ia mencapai kesuksesannya di masa depan.

Baca Juga : Happy Salma Jadi Istri Orang Bali, Ini Prosesi Pernikahan Adat Bali yang Harus Diketahui!

"Setapak demi setapak, proses belajarnya juga setahap demi setahap sampai nanti lulus. Terus ada prestasi. Lalu ada juga proses pembelajaran," kata Masbukhin.

Hingga akhirnya memasuki acara puncak tedhak siten, yaitu Si Kecil Yoda dimasukan ke dalam kurungan raksasa yang didalamnya telah tersedia berbagai macam benda yang melambangkan profesi.

Saat di dalam kurungan raksasa itu, Si Kecil Yoda bisa memilih benda yang tersedia, dan benda yang dipilih merupakan sebuah gambaran profesi anak pada masa depan.

Tahap Baby Yoda memasuki kurungan raksasa di prosesi tedhak siten

"Tadi itu ada stetoskop, ada pesawat, ada pistol, ada uang, bola, stik golf, buku, al-quran. Benda-benda ini adalah lambang profesi yang kira-kira akan dipilih. Nah, tadi Yoda memilih stetoskop. Kemudian pilihan keduanya adalah bola, dan pilihan ketiganya uang," cerita Masbukhin pada Sabtu (20/10/2018).

Baby Yoda memilih benda-benda yang ditawarkan pada prosesi tedhak siten

Baca Juga : Bukan Sekadar Oleh-Oleh, Hal yang Diminta Anak Dokter Reisa Bisa Membuat Cerdas

"Kurungan raksasa pun memiliki arti, yaitu menandakan jika kehidupan manusia itu ada keterbatasan, ada hukum yang membatasi kita, dan hidup di dunia ini juga ada batasannya, tidak abadi hidup di dunia," imbuhnya.

Terakhir, prosesi tedhak siten ini ditutup dengan sebar udik-udik, yaitu menabur hasil alam dan uang logam sebagai lambang berbagi.

"Diharapkan ketika dia sudah mencapai kesuksesan, dia bisa berbagi pada sesama. Hasil dari ini semua kita para undangan yang hadir ikut mendoakan mudah-mudahan adinda Daneswara Brotoasmoro menjadi putra yang sukses yang bisa membanggakan kedua orangtuanya, masyarakat, bangsa dan negara," tutur Masbukhin.

Tak heran jika keluarga dokter Reisa memutuskan untuk melakukan tedhak siten pada buah hatinya, karena ia dan suami memang merupakan keturunan tanah Jawa.

Baca Juga : Bingung Bagaimana Menyiapkan Kamar Bayi? Ini Tipsnya Menurut dr. Reisa

Keluarga Dokter Reisa Broto Asmoro

"Kebetulan orangtua mas Jojo dan dokter Reisa ini kan masih dalam lingkup Keraton Solo sehingga menjadi kewajiban untuk menjaga adat peninggalan leluhur," kata Masbukhin.