Eksklusif: Keturunan Keraton Solo, Dokter Reisa Lakukan Prosesi Tedhak Siten yang Mulai Banyak Dilupakan Orang

By Finna Prima Handayani, Sabtu, 20 Oktober 2018 | 18:10 WIB
Acara Tedhak Siten Anak Kedua Dokter Reisa Broto Asmoro (Finna Prima/Nakita.id)

Nakita.id - Keluarga dokter Reisa Broto Asmoro dan sang suami Kanjeng Pangeran Tedjodiningrat Broto Asmoro baru saja menggelar tedhak siten pada Sabtu (20/10/2018).

Tedhak siten merupakan sebuah prosesi adat yaitu turun tanah yang dilakukan pada bayi ketika usianya menginjak 7 bulan.

Dokter Reisa menggelar acara tedhak siten untuk putra keduanya R. Satriyo Daniswara Brotoasmoro di kediamannya di kawasan Cempaaka Putih, Jakarta Pusat.

Dalam prosesi tedhak siten terdapat 6 tahap, yaitu menginjak 7 juadah, menginjak tanah, mencuci kaki dengan air setaman, menaiki anak tangga, memasuki kurungan raksasa dan mengambil benda, serta udik-udik.

Baca Juga : Eksklusif : Meriahnya Acara Tedhak Siten Putra Kedua Dokter Reisa, Lihat Prosesinya!

Menurut pemandu prosesi tedhak siten, Masbukhin, prosesi ini merupakan tradisi adat Jawa yang sudah ada sejak dahulu kala.

Tedhak siten awalnya dilakukan oleh kalangan keraton yang berada di kawasan Jawa, terutama Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

"Saya kurang tau tepatnya mulai kapan ini dilakukan, tapi kalau melihat sejarah atau film-film lama, tedhak siten ini dilakukan sejak zaman kerajaan," jelas Masbukhin saat ditemui usai acara tedhak siten anak dokter Reisa.

Menurut Masbukhin, saat ini prosesi tedhak siten sudah jarang ditemukan, termasuk di daerah asalnya.

Baca Juga : Exclusive: Dokter Reisa Gelar Upacara Adat Tedhak Siten, Yoda Rewel & Nangis Sepanjang Acara

"Kalau saya amati di masyarakat tedhak siten ini kurang familiar, kurang populer. Memang sudah jarang dilakukan," ujarnya pada Sabtu (20/10/2018).

Walau banyak masyarakat yang sudah melupakan prosesi tedhak siten, keluarga dokter Reisa memilih untuk tetap melestarikan prosesi tedhak siten.

Situasi Acara Tedhak Siten Putra Dokter Reisa

"Kebetulan orangtuanya Mas Jojo dan dokter Reisa ini kan masih dalam lingkup Keraton Solo, sehingga menjadi kewajiban untuk menjaga adat peninggalan leluhur," kata Masbukhin.

Senada dengan hal itu, dokter Reisa pun mengatakan jika ia menyayangkan apabila keluarganya tidak melakukan prosesi tedhak siten.

Baca Juga : Eksklusif: Nikmati Peran Sebagai Orangtua, dr Reisa: 'Setiap Anak Itu Berbeda'

"Ini kan sekali seumur hidup, apalagi upacara Jawa ini juga jarang dilakukan, jadinya sayang kalau dilewatkan," ucap Reisa kepada Nakita.id.

Dari adanya prosesi tedhak siten ini, Reisa berharap jika Si Kecil Yoda bisa tumbuh menjadi anak yang memiliki pribadi positif.

"Harapannya Yoda tumbuh besar jadi anak yang soleh, sehat selalu, panjang umur, bisa gapai semua cita-citanya. Bisa diberikan kebaikan dalam dunia dan akhirat. Dijauhkan dari yang jahat," harap Reisa pada Yoda.