Efek Buruk Jika Konsentrasi Anak Masih Rendah

By Dini Felicitas, Rabu, 5 Oktober 2016 | 04:15 WIB
Perhatikan apakah anak betah bermain satu permainan dalam waktu tertentu. (Dini Felicitas)

Tabloid-Nakita.com - Dalam fase eksplorasi, keingintahuan anak batita kerap membuatnya jadi tidak fokus pada satu aktivitas saja. Ia ingin mencoba semua benda untuk dieksplorasi; dengan dipegang, diremas, digigit, dilempar. Terkait dengan inilah, wajar jika si batita tidak bisa diminta duduk diam dalam waktu lama untuk berkonsentrasi mengerjakan sesuatu. Lima menit saja ia bisa berkonsentrasi, secara umum itu sudah bagus. Rentang konsentrasi anak baru akan bertambah seiring dengan usia.

Meski rentang konsentrasi anak masih pendek, ia tetap perlu belajar menyelesaikan suatu kegiatan hingga tuntas. Karena itulah si batita juga perlu dilatih konsentrasinya. Latihan berkonsentrasi dapat membuatnya fokus mengerjakan sesuatu dalam waktu tertentu. Konsentrasi juga dapat meningkatkan kemampuan anak belajar; memperlancar proses berpikir, meningkatkan daya ingat, serta meningkatkan kemampuan si batita. Tetapi saat melatihnya berkonsentrasi, tentu kita tak perlu menuntut ketekunannya secara berlebihan.

Konsentrasi yang tidak dilatih sejak dini, dapat membuat anak memiliki tingkat konsentrasi yang rendah. Pikirannya bercabang, tidak bisa fokus, mudah teralihkan perhatiannya dan tentu akan mengakibatkan aktivitas anak tidak maksimal. Mama perlu tahu dampak jika konsentrasi anak masih rendah saat di usia sekolah:

* Tugas-tugasnya terbengkalai. * Menjadi pelupa. * Benda-benda miliknya sering ketinggalan bahkan hilang. * Mengalami kesalahan ringan saat mengerjakan ulangan atau tes di sekolah, misalnya saat menulis kurang satu huruf, dan sebagainya. * Kurang tekun belajar. * Sering meremehkan atau menggampangkan pelajaran. * Sibuk dengan dirinya sendiri dan cenderung tak mengacuhkan lingkungan sekitar, seperti bila dipanggil harus berulang kali baru menoleh. * Prestasi di sekolah tidak optimal.

Tentu Mama tak ingin kemampuan anak tertinggal dari teman-temannya, bukan? Karena itu, latih konsentrasi anak sejak dini.

Perhatikan apakah anak betah bermain satu permainan dalam waktu tertentu.

Narasumber: Dewi Puspa Hardiawan, MPsi, Psikolog dari Sekolah Bakti Mulya 400 Pondok Indah, Jakarta