Fenomena Cerai Makin Menjamur, 5 Negara Ini Punya Angka Perceraian Tertinggi! Berikut Motifnya

By Kirana Riyantika, Senin, 29 Oktober 2018 | 10:12 WIB
Angka perceraian tertinggi banyak di negara ini (Pixabay)

Kategori mana yang Moms ikuti apakah untuk melindungi atau niat untuk belajar?

Apakah bertujuan untuk melindungi diri dari rasa takut, atau dari perilaku seperti kemarahan, menyalahkan, mengkritik, ancaman, atau perlawanan?

Atau ingin memiliki kontrol atas apapun lebih penting daripada mencintai diri sendiri dan pasangan?

Atau apakah niat utama Moms untuk belajar tentang mencintai diri sendiri dan pasangan?

Dasar untuk semua aturan lainnya adalah untuk belajar mencintai diri sendiri dan orang lain.

Jika tujuan utama Moms ialah untuk melindungi diri dari rasa sakit dan penolakan dengan perilaku mengendalikan, Moms tidak akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan hubungan.

Maka masalah akan terus muncul.

Baca Juga : Riset: Tujuh Tahun Merupakan Fase Paling Rawan dalam Pernikahan, Ini Alasannya

2.Lepaskan masa lalu

Jika permasalahan selalu berujung pada masa lalu yang belum sirna, jangan menyalahkan pasangan untuk rasa sakit yang belum selesai itu.

Moms perlu memaafkan dan melupakan masa lalu, agar hubungan rumah tangga semakin harmonis.

3. Lepaskan diri dari konflik segera setelah salah satu tidak terbuka untuk saling belajar

Tidak ada gunanya mencoba membicarakan masalah dan masalah kecuali salah satu pasangan tidak saling terbuka dan belajar.

Jika Moms terbuka dan pasangan tidak, maka menyerahlah untuk mencoba memecahkan masalah dengan membicarakannya, dan pikirkan secara sepihak bagaimana cara hubungan kembali penuh cinta.

4. Mengurangi interogasi dan mengoreksi pasangan

Jangan lagi menganalisis atau mendefinisikan pasangan. Apalagi dengan pertanyaan interogasi yang benar-benar menyerang.

Perilaku ini sangat mengendalikan dan invasif. Tugas Moms adalah mendefinisikan diri sendiri, bukan pasangan!

Semakin tidak menilai dan tidak mengoreksi pasangan, semakin baik hubungan rumah tangga.

5. Sering bonding dan berbicara dari hati ke hati

Baca Juga : Jadi Ibu Rumah Tangga, Potret Nabila Syakieb Sekarang yang Memukau

Daripada selalu menuntut pasangan atas rasa takut yang kita rasa, lakukan bonding dengan pasangan.

Bonding ini akan meredakan perasaan takut, cemas, marah dengan pasangan kita. Dengan bonding kita pun tahu apa kata hati masing-masing.

6. Menerima kekurangan pasangan

Belajar untuk menghargai perbedaan daripada mencoba untuk membuat pasangan menjadi apa yang kita mau.

Dukung pasangan untuk menjadi dirinya sendiri, untuk melakukan apa  yang ia senangi alias jangan mengekang.

Moms, sekali lagi, jika masih terjebak dalam pola pikir untuk mengontrol pasangan, Moms tidak akan memperbaiki hubungan.

Saling menerima dan belajar memahami ialah dasar untuk meningkatkan keharmonisan rumah tangga.