Mengajarkan Anak Mengerti Perintah Sederhana

By Dini Felicitas, Senin, 24 Oktober 2016 | 07:45 WIB
Anak yang memahami instruksi cenderung memiliki kemampuan untuk belajar. (Dini Felicitas)

Tabloid-Nakita.com - Anak batita memang sedang giat belajar berkomunikasi, baik dalam menyampaikan apa kemauannya, atau menerima pesan yang Mama sampaikan. Sayangnya, kerapkali anak tidak mampu menerima perintah sederhana yang Mama berikan. Akhirnya, apa yang dilarang, justru dilakukan olehnya.

Mengapa anak gagal menerima instruksi serhana seperti ini, bisa jadi karena ketidakjelasan orangtua saat berbicara. Bisa juga juga karena alasan medis, seperti pendengaran yang kurang karena kotoran atau gangguan kesehatan lain.

Selain mengajak orangtua untuk berbicara lebih pelan, psikolog Nurul Annisa, MPsi, juga menekankan agar kita mengajari anak untuk mendengarkan, dengan memintanya melihat ke lawan bicara, saat mereka menerima instruksi atau menyampaikan permintaan. Jangan biarkan mereka berlari-lari saat Mama Papa mengajaknya bicara. Ajaklah si kecil duduk di samping kita selama menyampaikan permintaan.

Jika ia masih berlari-lari, kita dapat menghentikannya sambil memeluk dan berkata, “Dengarkan dulu, ya, Nak. Mama ingin kamu cuci tangan dulu karena tanganmu berdebu. Lihat, nih. Nanti kamu bisa sakit.” Dengan cara ini kita sekaligus mengajarkan cara berkomunikasi yang baik.

Kemampuan anak memahami instruksi bukannya tak penting, lho. Menurut para ahli, ketika anak mampu memahami instruksi, berarti ia juga mampu mendengarkan orang lain dan tidak tergesa-gesa melakukan sesuatu. Nurul menambahkan, “Anak yang sudah dapat memahami instruksi berarti ia sudah mampu mengikuti figur otoritas. Hal ini menunjukkan bahwa anak dapat diarahkan.”

Selain itu, anak yang memahami perintah cenderung memiliki kemampuan untuk belajar dan mempelajari hal-hal baru dengan lebih baik.

Nurul menekankan, dalam mengajari anak yang penting adalah konsisten. Ini berarti, dalam keseharian Mama Papa perlu terus membiasakan diri untuk mengajarkan anak mengerti perintah sederhana.

“Jika hal ini selalu kita lakukan di setiap kesempatan, secara bertahap anak akan mampu mengikuti setiap instruksi atau permintaan orangtua atau orang lain,” tuturnya.

Karenanya, jika mendeteksi ketidakmampuan anak memahami perintah sederhana, kita perlu segera memberikan waktu khusus untuk mengajarinya. Observasi perkembangan buah hati selama dua atau tiga bulan, jika tidak ada perkembangan signifikan segera berkonsultasi kepada dokter anak dan psikolog.

“Tidak perlu menunggu lama, jika orangtua menilai kemampuan anak mengalami perkembangan yang lambat atau bahkan tidak ada perkembangan signifikan, segeralah berkonsultasi pada ahli seperti dokter anak atau psikolog,” tegasnya.

Bukan tak mungkin anak memiliki masalah dalam perkembangannya seperti, masalah kognitif, masalah konsentrasi, gangguan pendengaran, atau gangguan lainnya. Oleh karena itu, sangat perlu bagi orangtua untuk selalu memerhatikan perkembangan anak, yaitu kemampuan-kemampuan apa saja yang sudah harus dikuasai anak pada setiap tahapan usia.

Berdasarkan hal tersebut kita dapat memutuskan apakah sudah saatnya meminta pendapat dari ahli.

Narasumber: Nurul Annisa, MPsi, Dosen dari Biro Konsultasi INSIGHT Rawamangun, Jakarta