Tabloid-Nakita.com - Bila diamati, resto yang menjual makanan cepat saji hampir tak pernah sepi pengunjung, terlebih pada hari libur. Menariknya lagi, mayoritas pengunjung resto fast food ini adalah anak-anak dan remaja.
Baca: Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Benarkah?
Burger dan kentang goreng merupakan dua dari aneka makanan cepat saji yang amat digemari anak-anak dan remaja. Tak heran, resto cepat saji yang menu utamanya burger, laris manis oleh anak-anak dan remaja. Padahal, terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji yang kaya lemak dan karbohidrat ini, ditengarai bisa menghambat peningkatan kecerdasan anak. Dengan kata lain, terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji membuat kecerdasan terhambat. Oow!
Betul, Mama Papa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari University of Western Australia dan Telethon Institute. Mereka mengamati 602 anak usia sekitar 14 tahun dari Western Australian Pregnancy Cohort. Anak-anak ini diminta mengisi kuesioner mengenai makanan yang dikonsumsinya. Tujuannya untuk mengidentikasi analisis faktor pola makan sehat dan makanan ala Barat. Di usia 17 tahun, mereka kembali diamati untuk melihat tingkat kecerdasan masing-masing.
Baca: Anak Usil Karena Kecerdasannya di Atas Rata-rata
Ditemukan, anak-anak yang sangat sering mengonsumsi makanan cepat saji, seperti: daging merah, kentang goreng, daging olahan, dan minuman ringan, memiliki kemampuan lebih rendah dibandingkan anak yang sering makan buah dan sayur. Kemampuan tersebut adalah kemampuan mental, belajar, perhatian visual, dan kemampuan daya ingat.
Mengapa burger dan kentang goreng menurunkan kecerdasan anak?
Makanan cepat saji, seperti: burger dan kentang goreng, selain kadar mikronutriennya sedikit, cara memasaknya pun dapat mengurangi nilai gizi di dalamnya. Kentang, misalnya, setelah digoreng hingga beberapa menit, maka kandungan vitaminnya akan berkurang, bahkan hilang.
Baca: 5 Cara Membentuk Anak Kritis yang Cerdas Berpendapat
Ditambah lagi, makanan ini tinggi lemak dan karbohidrat yang manfaatnya terhadap otak sangat sedikit. Jadi, ketika anak gemar mengonsumsi fast food, sementara asupan sayuran dan buahnya kurang, wajarlah jika pertumbuhan otaknya tidak akan optimal. Sebab, kata Dr. Annet Nyaradi, peneliti dari Science Network, asupan tinggi lemak dan karbohidrat sederhana jenuh memungkinkan penurunan fungsi hippocampus di otak yang terkait dengan proses pembelajaran dan memori seseorang.
Itulah mengapa, ketagihan pada fast food yang gurih perlu dicegah. Selain kandungan gizinya yang tak seimbang dan membuat anak jadi bodoh, penelitian juga membuktikan, terlalu banyak mengonsumsi makanan kaya lemak dan karbohidrat ini menjadi salah satu pemicu anak mengalami kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan akan semakin membatasi gerak anak, padahal aktif bergerak menjadi salah satu bagian yang dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik dan juga kecerdasan anak.
Baca: Tanda-tanda Anak Punya Kecerdasan Tinggi
Narasumber: Helga Angelina, Pemilik Burgreens, Jakarta Pritasari, MSc, Politeknik Kesehatan Jakarta II
(Irfan Hasuki)