6 Hal yang Melukai Hati Anak Hingga Menyebabkan Trauma, Orangtua Sering Tak Sadar

By Kunthi Kristyani, Minggu, 11 November 2018 | 19:57 WIB
Hal yang paling membuat hati anak terluka hingga menyebabkan trauma (iStockPhoto)

Nakita.id - Luka emosi di masa kecil dapat memengaruhi masa depan anak.

Luka emosi pada anak merupakan hasil dari pengalaman buruk yang terbentuk selama bertahun-tahun.

Meskipun kejadiannya sudah lama berlalu, tetap akan membekas sampai mereka dewasa.

Baca Juga : Penyebab Emosi Tidak Stabil dan Sering Marah Menjelang Menstruasi

Sebagai orangtua, kita wajib membantu Si Kecil mengelola emosi dan mengatasi ketakutannya.

Sebagian besar masalah psikologis berakar dari trauma emosional selama masa kanak-kanak.

Pengalaman masa kecil yang negatif dapat memengaruhi kepribadian dan sikap terhadap berbagai situasi dalam kehidupan ketika remaja hingga dewasa.

Jika pengalaman ini menyebabkan trauma dan banyak penderitaan, kemungkinan ketakutan itu akan melekat hingga dewasa.

Ada beberapa hal yang dapat membuat anak begitu terluka hingga menimbulkan trauma, orangtua harus mengetahui.

Penghinaan

Jika teman sekelas, anggota keluarga, atau kerabat mengolok-olok sifat-sifat atau sikap tertentu selama masa kanak-kanak, kemungkinan akan membuat Si Kecil memiliki kepribadian introvert dengan banyak masalah.

Korban kritik yang berlebihan bisa berubah menjadi orang kejam ketika dewasa, mereka senang melihat orang lain menderita.

Baca Juga : Bangun Tidur Tiba-tiba Muncul Lebam di Kulit? Bisa Jadi Tanda Penyakit Berbahaya

Ditinggalkan

Anak yang semasa kecil ditinggalkan orangtuanya akan cenderung mengisi kekosongan mereka ketika dewasa.

Mereka sering meninggalkan pasangannya karena takut ditinggalkan terlebih dulu.

Mereka mengatakan hal-hal seperti, "Saya akan meninggalkan Anda sebelum Anda meninggalkan saya" atau "Jika Anda pergi, Anda lebih baik tidak kembali".

Anak yang sering diabaikan semasa kecilnya harus menghadapi ketakutan akan penolakan juga rasa kesepian.

Harga diri

Jika orangtua tidak bisa menerima anak dan mencintai mereka apa adanya, mereka akan merasa harus berubah untuk memenuhi ekspektasi orangtuanya.

Setiap anak memiliki beberapa sifat dan kemampuan yang membuatnya unik dan berbeda.

Ketika mereka membuat suatu prestasi yang membuat Moms bangga, ungkapkan rasa bahagia Moms dengan penuh kasih sayang.

Dengan begitu mereka akan merasa dicintai dan dihargai oleh orangtuanya.

Hal tersebut juga akan meningkatkan harga diri mereka dan membuat mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri.

Orang-orang dengan harga diri rendah biasanya terlihat ragu-ragu, malas, putus asa, pesimis, dan mudah merasa malu.

Penting bagi orangtua untuk menumbuhkan harga diri pada anak selama masa kanak-kanak mereka.

Baca Juga : 8 Cara Sederhana dan Alami Usir Cicak dari Dalam Rumah

Ketidakadilan

Ketika seorang anak mendapat perlakuan tidak adil atau kekurangannya dibesar-besarkan, mereka akan tumbuh dengan kurang baik.

Perlakuan tidak adil dapat mengubah anak menjadi seseorang dengan pandangan hidup yang sangat negatif.

Selain itu, mereka yang sering mengalami ketidakadilan semasa kecil kerap menjadi pengkritik hal-hal di sekitarnya ketika dewasa.

Baca Juga : Cara Membuat Masker Telur, Solusi untuk Berbagai Masalah Rambut

Kecemasan akan perpisahan

Rasa takut sendirian atau jauh dari orang tua selama masa kanak-kanak dapat membuat Si Kecil tumbuh dengan kepribadian kurang baik.

Ketika dewasa, ia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan cinta dan perhatian.

Mereka biasanya pemalu, sering cemas, dan patuh pada perintah.

Pengkhianatan

Jika orangtua sering tidak menepati janji yang dibuat untuk anak, mereka akan tumbuh menjadi orang yang tidak percaya diri dan tidak ramah ketika dewasa.

Rasa hormat dan kesetiaan akan membuat orang jadi lebih percaya diri ketika dewasa.

Menipu seorang anak dapat menghilangkan kepolosan mereka dan menimbulkan kebencian di hatinya.

Jika Moms tidak ingin anak-anak tumbuh dengan trauma emosional, berhati-hatilah saat mengasuhnya.

Penting bagi setiap orangtua untuk berperan aktif mengasuh anak dan tidak melimpahkan tanggung jawab pengasuhan pada orang lain.

Orangtua juga harus ingat bahwa setiap anak itu unik dan dapat mengembangkan keterampilannya dengan langkah mereka sendiri.

Jadi, jangan pernah membandingkannya dengan teman-temannya.

Baca Juga : Manfaat Bawang Putih Panggang, Cegah Sakit Jantung Hingga Kanker

Jangan lupa kunci utama hubungan antara orangtua dan anak adalah komunikasi.

Dengan cara ini, mereka akan merasa aman untuk mendiskusikan ketakutan atau kekhawatiran mereka dengan Monms.

Sehingga Moms dapat menyelesaikan masalah dengan lebih cepat. (*)