Tak Selalu Jadi Bahagia, Ini Kisah Orangtua yang Menyesal Punya Anak

By Amelia Puteri, Rabu, 14 November 2018 | 14:07 WIB
Kisah orangtua yang menyesal memiliki anak (SolStock/iStockphoto)

Nakita.id - Memiliki anak dan menjadi orangtua, bagi banyak orang adalah hal yang sangat istimewa.

Mereka percaya bahwa memiliki anak akan menjadi perubahan memiliki hidup yang lebih baik.

Bahkan, sudah jadi pandangan umum ketika pasangan menikah, langkah selanjutnya yaitu kapan berencana untuk memiliki anak.

Namun, bagi beberapa orangtua, memiliki anak membutuhkan perjuangan lebih keras dan tak seindah yang banyak dikatakan.

Adalah hal tabu untuk menyatakan rasa penyesalan memiliki anak, orangtua tersebut bisa dianggap terlalu kejam dan egois.

Baca Juga : Sempat Mengaku Menyesal, Ahmad Dhani Katakan Maia Estianty Takkan Pernah Tergantikan

Tetapi hanya karena tidak ada yang membicarakannya, bukan berarti tidak ada perasaan tersebut.

Dalam upaya menemukan orang-orang yang berpikiran sama, beberapa orangtua yang tidak bahagia dengan berani berbagi cerita dan pemikiran mereka secara online.

Dalam sebuah forum di Quora, ada yang menanyakan 'Seperti apa rasanya menyesali memiliki anak-anak?'

Para orangtua ini berbicara secara terbuka tentang menyesali keputusan mereka untuk memiliki anak, perasaan bahwa menjadi orangtua bukan yang mereka harapkan, dan mereka telah mengorbankan kebahagiaan sendiri untuk manusia lain.

"Saya merasa seperti, dan masih merasa, saya membuat kesalahan...saya tidak ingin menjadi orang tua," kata Victoria Elder, yang memiliki seorang putri berusia 14 tahun.

Ia menggambarkan keputusannya menjadi orangtua sebagai 'dorongan biologis' yang dia rasakan saat itu.

Elder mulai menyesal memiliki putrinya setelah dia lahir, meskipun dia mengatakan dia mencintainya.

Kisah lain dari seorang ayah yang enggan menyebutkan namanya, berbagi perasaan yang sama.

Ia menjelaskan bagaimana dia, "jatuh ke dalam spiral kekesalan dan depresi yang tampaknya tak berujung."

Baca Juga : Usia 53 Tapi Badan Masih Berotot dan Bugar, 5 Makanan Ini Jadi Rahasia Aktor Shah Rukh Khan

"Saya tahu pada tingkat yang dalam bahwa saya tidak menginginkan ini...Ini benar-benar menghancurkan spontanitas dan fleksibilitas; semuanya perlu perencanaan, dan putra kami, seperti semua anak kecil, perlu diawasi 24/7," tulisnya.

Ketika dia mulai menemui seorang terapis dalam upaya untuk mengatasi depresinya, dia merasa lega menemukan rasa benci menjadi orangtua adalah masalah yang jauh lebih umum daripada yang dia pikirkan, meskipun jarang didiskusikan secara sosial.

"Orang seharusnya memandang memiliki anak sebagai semacam hadiah berhias banyak," kata ayah yang tidak bahagia.

Tetapi, bagaimana jika seseorang tidak pernah merasa seperti itu?

Dalam kasusnya, "Ada saat-saat ketika saya hanya berdiri di sana dan ingin membenturkan kepala saya ke ambang pintu. Saya hanya begitu membenci menjadi orangtua."

Lalu ada ibu dan ayah yang menyerah pada keinginan pasangannya untuk menjadi orangtua, meskipun mereka tidak memiliki naluri yang sama.

Baca Juga : 7 Manfaat Kesehatan Tak Terduga Daun Salam, Lebih dari Bumbu Dapur!

"Saya tidak pernah ingin menjadi ayah, tetapi menyerah karena saya merasa tidak adil bagi istri saya untuk tidak memiliki anak...Saya tidak suka menjadi ayah dan jika saya bisa melakukannya lagi, saya tidak akan," kata David Levine.

Semua orangtua berani bagikan pengalaman online mereka terhadap perasaan tidak sukanya memiliki anak.

Namun, para orangtua ini memiliki kesamaan bahwa mereka mencintai anak-anak mereka.

Mereka semua menyoroti fakta bahwa mereka tidak membenci anak-anak mereka, tetapi mereka meratapi hilangnya kebebasan pribadi mereka sejak menjadi orangtua.

"Saya memang mencintainya. Saya hanya berharap bahwa orang lain akan benar-benar menikmati proses membesarkannya," seorang ayah mengakui.

Mengasuh anak itu sulit, namun, berulang kali banyak yang mengatakan bahwa menikah dan mempunyai anak harus dijadikan prioritas, entah seseorang menginginkannya atau tidak.

Banyak orangtua menyatakan bahwa penyesalan mereka berakar pada pengorbanan yang harus dilakukan untuk anak-anak mereka.

Baca Juga : Cara Minum Air Putih Ala Terapi Air Jepang, Bisa Turunkan Berat Badan!

Termasuk kurangnya waktu untuk diri mereka sendiri dan fakta bahwa mereka harus mengorbankan karir mereka.

Bahkan pasangan yang merasa tidak cocok menjadi orangtua berhak mendapatkan rasa hormat dan pengertian.

Kebanyakan dari mereka mencoba sama kerasnya untuk memberi anak-anak cinta dan perhatian yang dibutuhkan.

Tetapi tidak seperti orangtua 'pada umumnya', mereka melakukannya dengan mengorbankan kebahagiaan mereka sendiri.