Nakita.id - Duh, kok anak jadi suka berkata kasar ya? Ibu mungkin sering mendengar anak tiba-tiba berkata kasar. Apa yang menyebabkan anak melakukan hal buruk tersebut? Ternyata, ada banyak hal yang bisa jadi penyebab anak suka berkata kasar. Mulai dari pengaruh pergaulan anak-anak sebaya, televisi/video, hingga orangtuanya sendiri. Sebagai seorang ibu, kita perlu menghadapi anak yang gemar berkata kasar dengan cara berikut ini.
Baca juga: Kiat mengatasi anak yang suka berkata kotor
Banyak Ibu yang takut melepas anaknya bermain dengan anak-anak lain karena tak mau mereka berpengaruh buruk terhadap cara bicara si kecil. Padahal, menurut Psikolog Anak, Adisti F. Soegoto, MPsi, ketakutan tersebut bisa diatasi dengan pondasi kuat dari keluarga, sehingga ketika anak sudah ditanamkan nilai positif sejak dari rumah, ia tidak akan mudah terpengaruh.
“Sebagai pondasi awal, anak perlu dibekali informasi mana yang benar dan mana yang salah. Misalnya, beri tahu anak bahwa mengejek teman atau menggunakan kata kasar dapat melukai hati temannya,” kata Adisti. Keluarga memang harus menjadi pondasi awal bagi anak, namun ada kalanya kebiasaan anak berkata kasar justru datang dari kebiasaan di keluarga. Keseharian orangtua berinteraksi dengan anak juga memengaruhi cara anak bertingkah laku di luar rumah.
“Misalnya, orangtua sering memanggil anak dengan melabel fisik seperti 'Ndut' karena ia berbadan gemuk. Hal ini akan berpengaruh pada bagaimana anak memandang kekurangan fisik orang lain,” ujar Insan Firdaus, MPsi, Psikolog Yayasan Keluarga Pengasih Indonesia (YKPI) seperti dikutip Nakita Edisi 838. Ketika si anak mendapati orang lain memiliki kekurangan, dalam hal fisik misalnya, ia akan terpola untuk melakukan pelabelan yang mengacu pada kekurangan fisik tersebut. Lalu, apa ya yang perlu Ibu lakukan untuk membuang kebiasaan buruk ini?
Baca juga: 6 tindakan jika anak sering mengumpat
Itulah cara tepat menangani anak yang suka berkata kasar.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Heni Wiradimaja |
KOMENTAR