nakita.id – Penelitian tentang pentingnya sarapan untuk anak-anak sudah dimulai sejak tahun 1960-an. Studi dari Amerika Serikat (AS) ini menunjukkan, rasa lapar dan kurangnya asupan gizi pada anak memiliki efek buruk terhadap kemampuan belajarnya. Para peneliti dari studi tersebut melaporkan, anak yang tidak sarapan akan merasa kelelahan dan mudah marah, serta mengalami kesulitan berkonsentrasi pada pelajaran di pagi hari. Ini juga berlaku untuk anak balita yang belum bersekolah atau "bersekolah" di hari-hari tertentu saja. Sarapan tetap diperlukan dan memiliki banyak manfaat agar anak sehat dan berprestasi sesuai perkembangan di usianya. Nah, ini 8 manfaat sarapan untuk si balita, baik bagi yang sudah "bersekolah" maupun belum!
1. Membuat tubuh sehat dan kuat.
Ketika istirahat di malam hari, tubuh tidak mengonsumsi makanan. Nah, sarapan akan mengisi kembali energi tubuh serta membuat tubuh sehat dan kuat. Terutama di masa emas ini, ketika balita membutuhkan banyak asupan bergizi agar tumbuh-kembangnya optimal.
2. Meningkatkan konsentrasi dan daya ingat.
Sarapan akan memberikan energi pada tubuh dan otak. Tercukupinya energi untuk otak dapat meningkatkan konsentrasi dan daya ingat. Hal ini tentu saja sangat penting, terlebih jika si balita sudah mulai sekolah.
3. Meningkatkan semangat dan prestasi belajar.
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya sarapan akan memberikan energi bagi otak dan otot agar tubuh siap untuk kembali beraktivitas. Nah, tersedianya energi yang cukup akan membuat si balita menjadi lebih aktif dan semangat, sehingga bagi balita yang sudah bersekolah tentunya dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
4. Mencegah kebiasaan jajan sembarangan.
Kalau anak sudah sarapan, maka dia akan merasa kenyang sehingga keinginan untuk jajan atau mengonsumsi makanan lain—yang belum tentu sehat dan bergizi—akan berkurang.
5. Terhindar dari obesitas.
Menurut WebMD (perusahaan Amerika yang dikenal sebagai penerbit berita online dan informasi yang berkaitan dengan kesehatan manusia) pada situs resminya menyatakan, anak yang melewatkan sarapan akan cenderung menyukai junk food untuk dikonsumsinya selama seharian dan dampaknya di kemudian hari akan mengalami obesitas.
6. Melatih disiplin dan kebersamaan.
Membiasakan sarapan, secara tak langsung akan melatih kedisiplinan anak, mulai bangun pagi, melakukan persiapan sebelum berangkat sekolah, dan tentu saja kebiasaan sarapan itu sendiri. Alangkah lebih baik jika sarapan dilakukan bersama anggota keluarga yang lain sehingga memiliki waktu untuk saling menyapa di pagi hari dan merasakan kebersamaan. Anak sehat, hubungan keluarga pun menjadi dekat dan hangat.
7. Menjadi lebih ceria dan aktif.
Dampak dari melewatkan sarapan, di antaranya membuat anak lebih mudah lelah, gelisah, rewel, dan cepat marah. Sebaliknya, sarapan menghindari anak mengalami hal-hal tersebut sehingga si kecil akan menjadi anak yang ceria dan aktif.
8. Mencukupi sebagian besar kebutuhan gizinya.
Menurut Catherine Saxelby, ahli gizi terkenal di Australia, sarapan sehat memiliki kontribusi yang besar terhadap asupan gizi keseluruhan anak, begitu yang ia ketahui dari sebagian besar penelitian seputar manfaat sarapan. Anak, dan juga orang dewasa, yang rutin sarapan memiliki pola makan lebih sehat dan cenderung mendapatkan asupan gizi penting yang direkomendasikan ahli kesehatan, seperti: zat besi, kalsium, vitamin B, dan serat.
Sayangnya, waktu yang terbatas di pagi hari, tak jarang membuat sarapan “terabaikan”. Anak mengonsumsi sarapan seadanya atau malah tidak sarapan sama sekali. Padahal, penelitian membuktikan, sarapan bergizi kunci anak sehat dan berprestasi. Nah, bagaimana menyiasatinya? Yuk, simak jawabannya di tabloid nakita edisi 933 yang terbit Rabu, 15 Februari 2017.
Penulis | : | Isma Anggritaningsih |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR