Nakita.id - Anak batita wajar bila senang menggigit. Dalam perkembangan dan pertumbuhannya, banyak perubahan perilaku dan perubahan dalam tubuhnya yang memicu perilaku itu. Misal, anak sedang dalam tahap tumbuh gigi atau sedang kesal dan belum tahu cara mengatakannya, sehingga menggigit salah satu cara anak mengekspresikan amarah dan kekesalan. Untuk itu, begini cara menanganinya.
Ketika anak menggigit, sulit untuk tidak memikirkan hal yang mengarah pada tindakan berbahaya atau kekerasan. Tetapi, ibu tak perlu khawatir selama ini masih dalam batas wajar dan tak melukai orang lain. Alasan utama anak menggigit karena adanya rasa frustrasi dan ketidakmampuan anak untuk mengekspresikan emosi melalui bahasa. Penyebab lainnya eksplorasi bahasa tubuh dan tumbuh gigi.
Anak juga menggigit sebagai upaya untuk mendapatkan kontrol atau perhatian, sebagai mekanisme pertahanan atau bahkan sebagai cara untuk mengungkapkan kasih sayang. Batita umumnya belum memiliki kemampuan verbal untuk menjelaskan keinginannya. Setelah keterampilan komunikasi yang diperoleh anak sekitar usia 3 atau 4, perilaku menggigit mungkin akan menghilang.
Cara Menanggapi Ketika Anak Menggigit
Sebaiknya ibu tetap tenang. Meskipun menyaksikan anak menggigit, terutama ketika menggigit anak lain, jangan memberikan reaksi yang terlalu emosional. Jelaskan kepada anak bahwa perilaku tersebut tidak baik dilakukan. Ibu bisa gunakan cara ‘time out’ untuk menghentikan anak atau arahkan anak terhadap kegiatan lainnya.
Ibu juga tidak boleh berteriak, memukul, atau menggigit anak yang senang menggigit. Juga, jangan memaksa anak untuk meminta maaf atau berempati dengan orang yang ia gigit, karena keduanya konsep ini membuat anak akan semakin memberontak.
Cara Agar Anak Berhenti Menggigit
Dalam kebanyakan kasus, mungkin anak hanya butuh menunggu metode ‘time out’. Namun, jika anak menggigit sekali atau dua kali jangan langsung dimarahi. Berikan penjelasan yang baik kepada anak supaya paham mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Bila anak masih sering menggigit, segera cegah sebelum ia melakukannya.
Ajarkan anak untuk mengekspresikan diri mereka dalam situasi di mana mereka cenderung untuk menggigit dengan cara berbagi mainan dengan teman, atau meminta bantuan kepada orang dewasa. Metode ini dapat meningkatkan keterampilan bahasa anak lebih baik. Jika anak menuruti perkataan orangtua dan tidak lagi menggigit, pujilah anak.
Jika perilaku menggigit anak tak kunjung berubah, sebaiknya ibu mencari informasi melalui buku, internet, atau pakar tentang bagaimana berkomunikasi dengan anak atau penyebab anak suka menggigit, dan lain sebagainya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR