nakita.id – Ternyata, endometriosis memengaruhi sekitar 10% perempuan usia subur. Umumnya endometriosis ditandai dengan beberapa gejala, seperti: nyeri hebat saat menstruasi, jadwal menstruasi yang tidak teratur, ataupun perdarahan yang banyak selama menstruasi. Walau ada pula yang tidak merasakan gejalanya, karena endometriosis dapat mengurangi kesuburan, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter obgin bila sewaktu-waktu merasakan nyeri menstruasi yang lebih sakit dari biasanya atau mengalami satu atau beberapa gejala yang disebutkan tadi.
Mengapa endometriosis dapat mengurangi kesuburan? Begini penjelasannya, seperti dipaparkan dr. Edwin Kurniawan, SpOG, MKes. dari Bandung Fertility Center – Rumah Sakit Ibu Anak Limijati di Bandung.
Setiap bulan, tubuh perempuan akan melepaskan hormon yang memicu proses penebalan dinding rahim, disebut endometrium, sebagai persiapan bila ada sel telur yang dibuahi. Apabila tidak terjadi pembuahan, endometrium akan luruh dengan sendirinya melalui menstruasi. Nah, pada penderita endometriosis, endometrium tidak terjadi di dalam rahim, melainkan berada di luar rahim, seperti: di permukaan luar rahim, indung telur (ovarium), saluran telur (tuba), bahkan kandung kemih dan usus. Jaringan endometriosis tersebut dapat mengiritasi, menyebabkan nyeri, dan membentuk jaringan parut.
Endometriosis awalnya berbentuk bercak kecil pada permukaan indung telur, rahim, atau dinding panggul, lalu berkembang menjadi lebih besar seperti berbentuk kista endometrioma atau disebut juga kista coklat. Ketika endometriosis ini sudah mencapai tahap kista di ovarium, maka sebagian jaringan yang berisi cadangan sel telur berisiko menjadi rusak. Bahkan, operasi untuk mengangkat kista ini pun sedikit banyak akan membuat cadangan sel telur menjadi berkurang.
Endometriosis juga dapat menimbulkan iritasi jaringan di sekitarnya sehingga berisiko menimbulkan pelekatan antara organ di dalam perut. Apabila pelekatan ini terjadi di saluran tuba, akan menghalangi pertemuan antara sel telur dan sperma. Tak hanya itu, endometriosis ternyata juga dapat menimbulkan stres oksidatif yang menghalangi proses pematangan sel telur. Padahal, dalam upaya mencapai kehamilan, seorang perempuan harus menghasilkan telur yang matang. Itu sebabnya, gejala endometriosis tidak boleh disepelekan.
Kabar baiknya, penelitian menemukan asupan antioksidan dapat membantu meningkatkan peluang terjadinya kehamilan. Namun, sejauh mana tingkat keberhasilannya, yuk, cari tahu lebih jauh di rubrik Prakehamilan tabloid nakita edisi 936 yang terbit Rabu, 8 Maret 2017.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ayunda Pininta |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR