Nakita. id - Microcephaly atau kelainan kepala disertai kecacatan otak adalah kasus langka. Menurut data, sekitar 7 bayi per 10.000 kelahiran bayi mengalami kepala berukuran lebih kecil (mikrosefali). Hal ini dapat menyebabkan penglihatan dan pendengaran bermasalah, kejang, dan masalah perkembangan lainnya.
Microcephaly kini tengah menjadi sorotan epidemi Zika, sebagai salah satu kondisi cacat lahir yang dapat terjadi jika seorang wanita hamil terinfeksi virus nyamuk. Zika meningkatkan kemungkinan janin akan lebih tinggi berisiko microcephaly atau cacat lahir lainnya, terutama jika Ibu terinfeksi pada trimester pertama.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) membantu mengukur risiko di mana para peneliti menemukan tingkat cacat lahir pada anak-anak yang lahir dari ibu yang terinfeksi Zika 20 kali lebih tinggi dari normal. Cacat lahir karena mengalami microcephaly termasuk seperti kelainan mata, cacat tabung saraf, dan pusat disfungsi sistem saraf lainnya.
Baca juga : Ibu Hamil di Indonesia, Waspada Virus Zika
CDC pertama kali melihat prevalensi cacat lahir dalam populasi yang terpengaruh oleh Zika. Populasi ini terjadi di Massachusetts dan North Carolina pada tahun 2013 dan di tiga kabupaten di Atlanta, Georgia, pada 2013 dan 2014. Daerah ini dipilih karena mereka menjalani program pengawasan berbasis kelahiran cacat. Prevalensi salah satu cacat lahir yang dimaksud adalah 2,86 per 1.000 kelahiran. Khusus Microcephaly sebanyak 1,5 per 1.000 kelahiran.
Mereka kemudian membandingkan angka data dari US Zika Pregnancy Registry per Januari-September 2016. Selama jangka waktu tersebut, ada 442 bayi yang lahir dari Ibu yang sudah terinfeksi Zika. Sebanyak 26 dari anak-anak yang memiliki cacat lahir, membuat prevalensi sebesar 58,8 per 1.000 kelahiran.
Muncul tanda tanya besar, apakah jika seorang wanita hamil terinfeksi virus Zika, ada kemungkinan bayinya akan mengalami cacat lahir? Sebuah studi sebelumnya yang berdasarkan data dari Brasil menempatkan peluang microcephaly khusus antara 1 persen dan 13 persen. Sementara, data AS jatuh pada angka 4 persen, di mana bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi Zika berdampak memiliki microcephaly.
Pada 21 Februari lalu, sudah ada 1.143 bayi yang lahir dari Ibu yang terinfeksi Zika, dan 47 dari mereka (4 persen) mengalami kondisi cacat lahir. Ada juga kasus lima kehamilan di mana janin mengalami cacat lahir.
Sebuah studi yang diterbitkan di JAMA Pediatrics pada Oktober 2016 memperkirakan bahwa 10.000 wanita hamil bisa terinfeksi Zika di Puerto Rico, menyebabkan hingga 270 bayi yang lahir mengalami microcephaly di tahun 2016-2017. Tidak hanya itu, bayi dapat meningkatkan risiko microcephaly dengan bertambahnya usia, walaupun jika ia tidak menunjukkan tanda-tanda risiko saat lahir.
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR