Nakita.id - Kenapa ya, anak selalu menangis dan rewel saat sedang berada di rumah? Sudah coba segala cara, tapi tak berhasil. Ibu jadi serba salah. Jika emosinya memuncak, anak jadi mudah memukul dan mengamuk.
Sebaiknya, Ibu tetap menanganinya dengan sabar dan tenang. Tidak perlu menggunakan kata-kata tinggi atau menghukumnya. Anak perlu waktu untuk bisa memroses dan memahami apa yang seharusnya dilakukan.
Jika Ibu memiliki anak yang berkemauan keras, terapkan prinsip-prinsip inti dari disiplin anak yang positif untuk membantu Ibu mengatur batas serta mempertahankan kondisi rumah tetap kondusif:
1. Beri lebih banyak informasi
Ketika batita bertindak di luar kendali, ia biasanya sedang berusaha mengatasi situasi sebaik yang ia tahu. Jika Ibu melihat perilakunya yang mengganggu, ini adalah sinyal untuk memberinya lebih banyak informasi.
Ini bukanlah tindakan yang mengajari, memperbaiki atau mempertanyakan. Hanya berbagi lebih banyak informasi.
Inti dari memberi informasi ini adalah membiarkan batita Anda tahu bahwa Anda memahami cerita menurut versi dia. Batita hanya tidak akan mendengar hingga langkah ini dilakukan. Begitu batita merasa didengar dan dipahami, ia bisa mulai mendengar arahan dan tuntunan Ibu.
2. Bayangkan batas-batas yang Ibu berikan seperti dinding-dinding
Anak-anak belajar menghadapi rasa frustrasi dan batasan-batasan. Mereka berusaha mengembangkan pengendalian diri. Ketika Ibu melihat anak mengamuk, biasanya itu berarti Ibu harus berusaha lebih baik dalam mengajarkan anak-anak mengatasi frustrasi dan batas-batas.
Ibu harus bisa menyediakan waktu berkualitas untuk lebih banyak belajar memahami anak. Tidak peduli alasan yang mendasari anak mengamuk, Ibu harus selalu kembali mengingatkan dan memberikan informasi.
Baca juga : Ini Pola Asuh Tepat Agar Anak Disiplin
3. Jangan biarkan batasan-batasan yang telah ditetapkan membuat Ibu emosi
Ketika anak mulai mengamuk atau marah karena batasan-batasan yang Ibu tetapkan, jangan terpancing dan tetaplah tenang. Anak yang tidak menurut bisa membuat Ibu merasa tak berdaya. Ketika Ibu merasa tidak berdaya, kemungkinan Ibu akan berteriak, terpancing untuk marah dan melempar benda-benda. Biasanya itu dilakukan agar Ibu merasa mampu “memegang kendali” situasi tersebut.
Agar tetap tenang, ingatlah ini: batasan Ibu adalah batasan yang dibuat Ibu. Jadi jika Ibu sudah menetapkan batasan itu, dan tidak akan mengubahnya hanya gara-gara reaksi anak, Ibu tidak akan merasa menghabiskan energi.
4. Menawarkan alternatif dan pilihan
Ketika sedang frustrasi atau marah terhadap batas-batas, anak tidak ingin mendengar tentang apa yang tak bisa ia lakukan dan mengapa ia tak boleh melakukannya. Ini sangat bisa dipahami. Oleh sebab itu, beri dia kegiatan alternatif untuk mengembalikan keseimbangan kekuasaan. Misalnya, ia boleh memilih kursi atau permainan yang ia inginkan.
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR