Membatasi insting anak dalam pengendalian diri memiliki peranan yang sangat besar. Ketika anak sedang mencoba untuk menjajaki kata baru atau membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan pasel, sangat mudah untuk cepat turun tangan. "Tapi membiarkan anak Anda mencoba untuk memecahkan hal-hal tanpa bantuan Anda akan meningkatkan prestasinya dan juga membuatnya lebih optimis tentang apa yang bisa dia lakukan di masa depan," ucap Dr Reivich.
5. Butuh Perjuangan.
“Untuk mencegah jenis-jenis kesimpulan, coba untuk mengubah perspektif anak Anda,” kata psikolog Andrew Shatte, Ph.D., yang membentuk program pelatihan untuk membantu kekuatan anak-anak melalui tantangan. Untuk membingkai ulang agar pikirannya lebih positif, katakan hal-hal yang membangun semangat dan motivasi kepada anak.
Selain itu, biarkan anak tahu bahwa bukan hanya dia yang mengalami hal buruk, tetapi orang lain pun juga mengalaminya. Butuh perjuangan lebih jika Ibu ingin anak membiasakan diri dalam berpikiran dan bersikap optimis.
6. Tetap Menerapkan Kebiasaan Optimis.
Mungkin dalam hal bersosialisasi, anak mengalami kesulitan membuat pertemanan di awal. Untuk itu, Ibu sebaiknya duduk untuk mengobrol dengan anak dari hati ke hati. Selain itu, Ibu dapat membawanya ke taman bermain terdekat dan membiarkan anak naik sepeda di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Dalam beberapa minggu, ia memiliki beberapa pelajaran baru. "Dia tiba-tiba menyadari bahwa hal itu akan berhasil," kata Tracy, "dan ia akhirnya mengajari saya satu atau dua hal tentang menjadi optimis."
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR