Nakita.id - “Autisme” salah satu kata yang paling disalahpahami dan istilah yang menimbulkan kepanikan bagi orang tua baru.
Beberapa tahun lalu, rasio autisme pada anak-anak adalah 1:110, kini meningkat menjadi 1;60. Di India, 1 dari 3 persen anak-anak austistik adalah kelompok usia 2-9 tahun. Di Indonesia, pada 2015, seperti dilansir klinikautis.com, diperkirakan 1 dari 250 anak mengalami gangguan spektrum autis. Jumlah ini meningkat dari tahun ke tahun.
Karena banyak yang tak paham tentang autisme, banyak pertanyaan yang perlu dijawab. Apa sebenarnya autisme? Apa tanda-tanda yang bisa diperhatikan orang tua? Apakah autisme disembuhkan? Apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan perilaku pada anak-anak autis?
Berikut jawaban-jawaban seputar autisme yang dihimpun dari webinar tentang Austistic Spectrum Disorder yang diselenggarakan Anupama Maruvada, terapis perilaku anak (Founder & Clinical Director of CBT 2) bersama Himalaya Babycare.
Baca juga : Deteksi Autisme Sejak Dini
# 1. Apa yang dimaksud dengan autisme?
Autisme mengacu pada suatu kondisi neurologis di mana anak menghadapi kesulitan sosial, komunikasi dan perilaku.
# 2. Apa alasan terjadinya autisme pada anak-anak?
Menurut ilmu pengetahuan, alasan utama terjadi autisme pada anak tidak diketahui. Masih diadakan sejumlah penelitian secara luas untuk mencari tahu penyebab utama.
# 3. Bagaimana cara orang tua atau Ibu agar bisa menemukan gejala autisme di tahun-tahun awal kelahiran bayinya?
Sinyal pertama dari autisme dapat dilihat pada usia awal 6-9 bulan. Beberapa tanda-tanda awal adalah:
Baca juga : Deteksi Dini Otak Bayi Kurangi Dampak Autisme
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR