Nakita.Id - Saat ini, di Indonesia setiap hari ada 277 bayi meninggal. “Diibaratkan, jika dalam pesawat semua penumpangnya bayi maka setiap hari pesawat tersebut jatuh,” ungkap dr. Utami Roesli, Sp.A IBCLC, FABM, dalam acara Journalist Forum and Workshop on Infant and Young Child Feeding, Rabu (22/03) di Jakarta. Hal ini harus menjadi perhatian serius, baik dari pemerintah maupun swasta seperti aktivis sosial dan jurnalis yang bersama-sama bisa bahu-membahu menurunkan tingginya angka kematian tersebut.
Baca juga: Setiap 1 Menit Bayi Meninggal Kenapa?
Salah satu yang bisa dilakukan demi menekan angka kematian bayi adalah dengan mememberikan ASI. Berdasarkan penelitian, kata Utami, memberikan ASI kepada bayi akan menurunkan tingkat kematian hingga 13%. Sementara jika bayi melakukan proses inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif dapat menekan angka kematian hingga 22%. Sejak tahun 2009 lalu, pemerintah telah menerbitkan undang-undang mengenai pemberian ASI, yaitu Undang-undang Kesehatan no. 36 tahun 2009. Di pasal 128 ayat 1 disebutkan, “Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.”
Baca juga: Ini Manfaat Menyusui Hingga Anak Usia 2 Tahun
Namun penerapannya harus tepat. Pemberian ASI eksklusif misalnya, hanya ASI yang diberikan selama 6 bulan tanpa pemberian yang lain. Pemberiannya pun sebaiknya diberikan secara langsung bukan diperah. Sedangkan penerapan IMD pun harus tepat. Bayi diletakkan di perut bagian atas atau dada ibu lalu biarkan ia mencari puting susu ibunya selama 1 jam. “Hingga saat ini masih banyak yang salah menerapkan IMD,” ujar Utami. "Prosesnya minimal 1 jam, jika sudah diangkat sebelum 1 jam, hanya 55 menit misalnya, berarti IMD tidak dilakukan dengan betul. Jika demikian maka angka penekanan tingkat kematian tidak akan maksimal mencapai 22%."
Baca juga: Paling Baik Jika Bayi Tidur di Dada Ibu Apa Alasannya
Menurut Utami, kita tak perlu takut bayi mengalami kedinginan karena berada di dada ibu hingga 1 jam. “Sebab, satu hingga 3 jam usai bersalin adrenalin ibu tinggi dan bisa menyesuaikan dengan kondisi tubuh bayi,” papar Utami. Jika suhu tubuh bayi menurun, maka suhu tubuh ibu akan meningkat 2 derajat untuk menstabilkan suhu bayi. Begitu pula sebaliknya, jika suhu tubuh bayi meningkat maka suhu tubuh ibu akan menurun 2 derajat. “Kita pun bisa menutup tubuh bayi dengan selimut atau topi,” tambah Utami.
Penulis | : | Irfan Hasuki |
Editor | : | Heni Wiradimaja |
KOMENTAR