Nakita.id - Apakah anak Ibu benar-benar nakal, seperti yang selalu Ibu pikir? Atau sebenarnya, ia sedang mencari cara untuk mengekspresikan diri. Alih-alih menghukum anak karena kebiasaannya yang dinilai buruk, lebih baik Ibu membantunya menyalurkan energinya untuk kegiatan yang lebih positif. Berikut 5 kebiasaan anak yang bisa diubah menjadi kebiasaan baik.
1. Bermain kasar dan kegiatan berbahaya
Jika Ibu sering melihat anak melompat dari sofa, manjat meja, atau bergulat dengan saudara-saudaranya atau kadang-kadang bermain perang-perangan, Ibu pastilah khawatir tentang keselamatan anak-anak.
Baca juga : 5 Kebiasaan Buruk Orangtua Yang Berpengaruh Pada Perilaku Anak
Penyebab: Anak-anak belajar melalui bermain sehingga dengan bermain kasar satu sama lain atau melakukan berbagai kegiatan berbahaya membantu mereka mengembangkan berbagai keterampilan. Anak mungkin tidak mendapatkan cukup latihan atau kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas fisik. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak di Singapura ditemukan secara fisik tidak aktif, selama 98,7% dari waktunya di akhir pekan dan 90,2% selama hari kerja.
Saran: Sebaiknya, Ibu mendukung anak untuk mengambil bagian dalam kegiatan fisik seperti berjalan ke sekitar taman, bermain di luar rumah, olah raga, bersepeda di sekitar lingkungan rumah, atau bahkan melakukan hal-hal menyenangkan bersama-sama sebagai sebuah keluarga. Health Promotion Board (HPB) merekomendasikan anak-anak berusia di bawah tujuh tahun harus mendapatkan setidaknya tiga jam waktu bermain harian di lingkungan yang aman; sedangkan anak yang lebih tua (antara 7 - 18 tahun) harus memiliki setidaknya 60 menit aktivitas fisik per hari.
2. Berbohong
Anak mulai berbohong jika ia merasa tidak dipercaya atau terus-menerus disalahkan kedua orang tuanya. Dan kebohongan ini jika dibiarkan akan menjadi kebiasaan buruk di masa depan.
Penyebab: Anak-anak usia sekitar tiga sampai tujuh tahun masih belajar untuk membedakan antara fantasi dan kenyataan. Jadi, jika si kecil menceritakan kisah-kisah tinggi, itu mungkin hanya karena imajinasi liarnya. Begitu anak berusia lima tahun, ia perlahan-lahan akan mulai memahami konsep berbohong dan juga memahami pentingnya untuk selalu jujur. Jika Ibu menemukan anak yang lebih tua terus-menerus mengatakan kebohongan, mungkin bisa karena ia takut dihukum jika mengatakan yang sebenarnya tentang situasi tertentu.
Saran: Cobalah untuk tidak terlalu keras pada anak Ibu dan buatlah ia memahami bahwa jujur itu lebih baik -- jangan cepat-cepat menghukumnya, atau ia akan takut mengatakan kebenaran pada Ibu. Jika ia tampaknya punya banyak cerita yang kreatif, buat imajinasinya bermanfaat, dan biarkan dia menulis kisah-kisahnya di atas kertas. Ibu juga bisa mendaftarkannya dalam sebuah kelas drama. Jadi, ia punya cara lain untuk mengekspresikan diri dan mengalirkan ide-ide kreatifnya.
Baca juga : Kebiasaan Anak Membuka Baju Jangan Dibiarkan
3. Menggambar pada furnitur dan merusak barang-barang
Sebagian besar orang tua setuju bahwa begitu Ibu memiliki anak, butuh keberanian untuk memiliki furnitur bewarna putih, dinding putih dan dekorasi ornamen yang mudah pecah. Kemungkinan terbesarnya adalah si kecil akan mengotori, mencoret-coret atau memecahkan sesuatu!
Penyebab: Bagi seorang anak, dinding seperti kanvas kosong dan selama pekembangan awal mereka, lebih mudah baginya untuk menggambar sesuatu di depannya (seperti dinding bersih Ibu yang indah) daripada sesuatu yang ada di bawah (seperti selembar kertas). Mengenai kebiasaan memecah barang-barang, sebagian besar anak semata-mata sibuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka dan masih berusaha mengetahui bagaimana benda-benda itu bekerja.
Saran: Jauhkan barang-barang pecah belah (seperti vas, bingkai foto, dll) dari jangkauan anak Ibu dan pastikan bahwa rumah aman untuk perlindungan anak, serta melindungi segala barang Ibu di rumah! Ingatkan dengan lembut kepada si kecil agar tidak menggambar di dinding dan berikan beberapa potongan kertas besar di dinding untuk bisa dicorat-coret anak. Biarkan ia berekspresi sesuai kreativitasnya.
Baca juga : 8 Kebiasaan Yang Membuat Anak Sukses Dan Bahagia
4. Waktu layar yang berlebihan
Dalam dunia serbamodern ini, anak-anak atau bahkan bayi terpaku pada perangkat mobile hanya untuk sekadar menonton video online favorit mereka atau bahkan bermain game.
Penyebab: Anak-anak sering meniru orang tuanya. Jadi, jika Ibu selalu menggunakan ponsel di depan anak-anak, atau ingin menonton maraton film di rumah, kemungkinan besar anak akan mengambil kebiasaan ini juga. Anak mungkin merasa bosan dan tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk menghabiskan waktunya selain meraih perangkat genggam dan menonton video di Youtube.
Saran: Pimpin anak dengan memberikan contoh dan coba untuk membatasi waktu layar Ibu sendiri sehingga anak akan mengikutinya. Atur timer untuk menunjukkan berapa banyak waktu layar yang diperbolehkan dan tetap berpegang pada aturan Anda. Ketika anak tidak menggunakan perangkat mobile atau menonton TV, berikan kesibukan lainnya yang bisa menggantikannya, misalnya seperti bermain di luar rumah.
Baca juga : 4 Kebiasaan Buruk Orangtua Yang Memengaruhi Kesehatan Anak
5. Mengganggu dan berkelahi dengan saudara kandung
Tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya sering bertengkar dan berteriak dengan saudara kandungnya. Anak mungkin sering mengganggu, memukul, mendorong, atau menjambak rambut saudaranya karena kesal berebut mainan.
Penyebab: Persaingan antarsaudara kandung dapat disebabkan perasaan cemburu dan rasa yang kuat berkompetisi pada anak untuk membuktikan kepada dirinya sendiri (dan sering kali pada orang tua mereka) bahwa ia anak yang “lebih baik” dari yang lain. Meskipun ini normal, Ibu sebaiknya segera menghentikannya sebelum ada kejadian yang tidak Anda inginkan, misalnya salah satu dari anak terluka. Beberapa anak mungkin juga tidak tahu cara yang positif untuk berinteraksi dengan saudaranya, sehingga memilih berkelahi sebagai cara satu-satunya untuk mendapatkan perhatian.
Saran: Luangkan cukup waktu dengan masing-masing anak untuk menghindari perasaan lalai atau pilih kasih. Cobalah untuk tidak terlalu memuji satu anak dari yang lain atau membandingkan anak-anak Anda untuk satu sama lain, karena hal ini dapat menyebabkan anak merasa cemburu dan marah. Ajarkan anak-anak cara bermain dengan baik dan bersama-sama untuk interaksi yang lebih positif. bangkitkan rasa tanggung jawab mereka dengan memberikan tugas-tugas untuk membantu adik. Ibu akan lihat betapa bagusnya mereka menunaikan tugas-tugas tersebut.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challange Jadi Final Offline
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR