Nakita.id - Sebuah virus biasa yang menyerang saat bayi bisa memicu alergi gluten seumur hidup dan menyebabkan penyakit celiac. Gangguan autoimun ini memengaruhi satu dari 133 orang di Amerika Serikat, kata sebuah penelitian.
Penyakit celiac disebabkan ketika tubuh memiliki respons imun yang tak wajar -- lebih mirip seperti alergi -- terhadap protein gluten, yang ditemukan dalam gandum, gandum hitam dan jelai.
Penyakit ini dapat mengakibatkan kerusakan lapisan usus kecil, dan belum ada obatnya. Ini hanya dapat diobati dengan cara menerapkan diet bebas gluten. Tetapi menurut studi yang dimuat Kamis (6/4) di jurnal Science, berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, peneliti mengatakan bahwa pemberian vaksin mungkin dapat mencegah penyakit celiac di masa depan.
“Studi ini jelas menunjukkan bahwa virus yang tidak memiliki gejala klinis masih bisa melakukan hal-hal buruk untuk sistem kekebalan tubuh dan mengatur gangguan autoimun, serta penyakit celiac, khususnya,” kata Bana Jabri, direktur penelitian di University of Chicago Celiac Disease Center.
Studi ini menemukan bahwa kerusakan usus yang disebut reoviruses dapat membuat sistem kekebalan bereaksi berlebihan terhadap gluten - protein sangat sulit untuk dicerna. Virus tersebut menyebabkan lonjakan antibodi yang bisa meninggalkan “tanda permanen pada sistem kekebalan yang menyiapkan respons autoimun terhadap gluten.”
Kebanyakan bayi makan sereal yang mengandung gluten pertama kali ketika berusia sekitar enam bulan, saat sistem kekebalan tubuhnya lebih rentan terhadap virus.
“Selama tahun pertama kehidupan, sistem kekebalan tubuh masih rentan, sehingga untuk anak dengan latar belakang genetik tertentu, terserang virus tertentu pada waktu itu dapat meninggalkan semacam bekas luka yang kemudian memiliki konsekuensi jangka panjang,” kata Bana.
“Itu sebabnya kami percaya bahwa begitu kita memiliki lebih banyak penelitian, kita mungkin berpikir tentang anak-anak yang berisiko tinggi menderita penyakit celiac harus divaksinasi,” tambah Bana.
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR