nakita.id- Keguguran atau abortus, istilah kedokterannya, berarti berakhirnya kehamilan sebelum janin mampu bertahan hidup pada usia kehamilan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 g. Keguguran bisa terjadi secara spontan atau dengan sendirinya dan keguguran buatan (abortus provocartus). Abortus spontan adalah keguguran yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja dan dengan tidak didahului oleh tindakan mekanik ataupun medis, namun terjadi secara alamiah. Sedangkan keguguran buatan terjadi karena tindakan tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri kehamilan (sengaja digugurkan).
Menurut dr. Intan Nabila, SpOG dari Klinik AMS, Kemang, Jakarta Selatan, tanda paling umum dari keguguran adalah terjadi perdarahan dalam jumlah sedikit (mungkin hanya bercak), hingga banyak, dan adanya gumpalan darah atau jaringan yang ikut keluar. Tanda ini juga disertai dengan nyeri serta kram di perut bagian bawah, bisa juga nyeri yang menjalar hingga bokong dan panggul. Pada beberapa kasus, bisa saja terjadi keguguran yang tak terdeteksi. Ibu tidak menyadari telah hamil dan keguguran. Karena gejalanya mungkin sangat minim, semisal, hanya timbul flek. Ketika memeriksakan diri ke dokter, Ibu baru mengetahui telah mengalami keguguran.
Jangan panik apabila ibu mengalami flek, pantau terus, dan datanglah ke dokter kandungan apabila keluhan tetap dirasakan dalam 24 jam. Ketika datang, pertama-tama dokter kandungan akan menanyakan seberapa banyak darah yang telah keluar, separah apa nyeri atau kram yang dirasakan. Pemeriksaan yang bersifat memprovokasi, seperti pemeriksaan dalam harus dihindari, sehingga USG menjadi pilihan yang pertama dilakukan.
Apabila janin masih dapat dipertahankan mamil sangat disarankan untuk bedrest dan diberikan obat penguat kehamilan jika memang diperlukan. Obat tersebut dapat berupa obat yang diminum (oral) atau jika pasien mengalami perdarahan banyak dan bedrest total, obat melalui infus akan menjadi pilihan.
Baca juga: Keguguran Haruskah Dikuret
Tindakan kuretase dilakukan apabila terjadi keguguran yang tidak lengkap, jadi sisa konsepsi tidak seluruhnya keluar. Nah, sisa jaringan tersebut dikeluarkan dengan kuretase. Tindakan ini juga bisa dilakukan pada pasien dengan kehamilan kosong, hamil tidak berkembang, dan pasien missed abortion. Dokter Intan kemudian menjelaskan, ada beberapa jenis keguguran/abortus yang perlu diketahui para ibu;
Abortus Komplet
Seluruh bagian janin telah keluar dari rongga rahim melalui mulut rahim secara lengkap, sehingga perdarahan dari jalan lahir sedikit.
Abortus Inkomplet
Sebagian janin telah keluar dari rahim dan sisanya masih tertinggal di dalam rahim.
Abortus Insipiens
Keguguran yang ditandai dengan serviks yang telah mendatar namun janin masih berada lengkap di dalam rahim.
Abortus Imminens
Keguguran tingkat permulaan, ditandai dengan terjadi perdarahan yang sedikit dari jalan lahir, namun jalan lahir masih tertutup dan janin dalam kondisi masih baik di dalam rahim. Pada keguguran jenis ini, biasanya kehamilan masih mungkin untuk dilanjutkan.
Missed Abortion
Keguguran yang ditandai dengan janin telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan seluruh jaringannya masih terdapat di dalam rahim.
Abortus Habitualis
Keguguran yang terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut atau lebih.
Untuk menentukan jenis keguguran yang Ibu alami dan memberikan penanganan yang tepat, dokter akan melakukan pemeriksaan secara intensif. Dokter biasanya menggunakan bantuan alat atau doppler untuk mendeteksi denyut jantung janin atau USG untuk menentukan secara langsung keguguran yang dialami.
Setelah keguguran, dokter menyarankan Ibu untuk kembali kontrol ke dokter kandungan dalam satu minggu. Saat itu dokter akan melakukan pemeriksaan USG untuk melihat apakah rahim telah kembali ke keadaan semula. Apabila Ibu telah mengalami menstruasi sesuai dengan siklus awal sebelum hamil, maka Ibu dapat memulai program untuk hamil kembali. (*)
Baca juga: Menstruasi Tidak Teratur Setelah Keguguran Normalkah
(Penulis: Ika Nurul Syifa)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Tabloid Nakita |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR