Nakita.id - Membiarkan anak bermain dengan tablet selama beberapa jam memang tak dapat dipungkiri kerap menjadi cara andalan agar Ibu punya waktu untuk mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Tapi ternyata, menurut berbagai penelitian beberapa tahun belakangan, efek negatif yang diserap bayi dari bermain tablet atau gawai lebih banyak dibandingkan efek positifnya.
Terbaru, sebuah penelitian yang dilakukan psikolog dan pengajar pendidikan kesehatan anak Amerika Serikat, Dr Aric Sigman, menemukan bahwa usia nol bulan hingga 2 tahun adalah usia terlarang untuk bermain tablet.
Sigman menyebut, penggunaan gadget terlalu dini dapat menggiring bayi mengalami gangguan ketergantungan layar, sebuah adiksi akan perangkat elektronik yang bakal dirasakan seumur hidupnya.
Dalam Journal of the International Child Neurology Association yang ditulisnya, Sigman menunjukkan bukti berupa dampak perubahan struktur otak pada bayi yang terekspos perangkat komputer di usia dini.
Meskipun hal tersebut tidak berbahaya bagi kebanyakan anak, bagi mereka yang secara genetik sudah cenderung memiliki kebiasaan ketergantungan, kebiasaan bermain tablet sejak dini dipastikan dapat membentuk pola yang akan bertahan di sepanjang hidup.
Memang, para ilmuwan tidak yakin berapa persentase orang yang berisiko mengalami "gangguan layar" ini. Tetapi Sigman mengingatkan, bahwa sudah seharusnya orang tua dan dokter anak mengikuti prinsip kehati-hatian dan membatasi paparan gadget.
Efek dari ketergantungan layar, menurut Sigman, dapat terlihat dengan mudah karena biasanya mereka sering merasa sibuk, menarik diri, berbohong tentang berapa banyak waktu yang sudah mereka habiskan, hingga gejala bagai putus zat jika mereka tidak dapat menggunakannya.
"Umumnya anak-anak akan melihat layar tablet dan tidak mencandunya, sama halnya dengan orang dewasa yang minum alkohol tapi tidak menjadi alkoholik. Tapi bagi anak yang mempunyai gen karakter yang mudah mencandu, paparan gadget sejak dini dan dalam intensitas yang tinggi dapat membentuk mereka kecanduan akan gadget," ujar Sigman, dilansir dari Daily Mail.
Penelitian mengenai hal ini menjadi peringatan bagi para dokter anak setelah sebuah hasil penelitian yang dilakukan Ofcom, dipublikasikan pada November tahun lalu.
Dalam penelitian itu, ditemukan bahwa rata-rata anak usia tiga dan empat tahun di Inggris menghabiskan waktu dengan gadget hingga dua jam per hari. Di atasnya, anak-anak berusia lima hingga 15 tahun menghabiskan waktu empat jam sehari untuk bermain tablet.
"Kalau kebiasaan ini terus dibiarkan, maka kita sama saja sedang membangun generasi masa depan yang penuh masalah," ujar Sigman. Dia menyebut, bayi dan balita memang yang paling berisiko. Namun efek jangka panjang kecanduan gadget dapat terlihat ketika anak masuk ke usia remaja atau awal umur 20 tahunan.
Dia juga mengatakan, bahwa masyarakat saat ini tidak waspada dengan masalah "ketergantungan layar". "Ini bukan masalah sosial atau kebudayaan anak masa kini, tapi yang terjadi saat ini adalah masalah medis."
Di tempat lain, peneliti dari King's College London, Ben Carter juga mengimbau agar semua orang meletakkan telepon pintar satu setengah jam sebelum tidur.
Dia menemukan bahwa anak-anak yang masih bermain tablet atau telepon pintar dalam 90 menit sebelum waktu tidur mereka, akan kesulitan tidur dan tiga kali merasa lelah sepanjang hari di keesokannya.
Penulis | : | Megiza |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR