Nakita.id - Bayi kembar tiga telah menjalani operasi pertama untuk menyembuhkan deformitas (kondisi abnormal pada tulang) tengkorak yang langka. Ketiga bayi yang bernama Jackson, Hunter dan Kaden Howard ini lahir pada Oktober 2016 dengan kondisi craniosynostosis, sebuah kondisi cacat lahir di mana bagian-bagian tengkorak mereka menyatu di dalam rahim sebelum terbentuk dengan baik sepenuhnya, dan mereka semua terlahir dengan bentuk kepala yang tidak normal.
Pada akhirnya, kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya penglihatan dan pertumbuhan otak yang terbatas. Pengobatan bisa saja berisiko kecuali jika ada pencegahan dini. Jadi, setelah sembilan minggu kelahiran mereka, ketiga anak laki-laki tersebut menjalani operasi tengkorak simultan di Rumah Sakit Anak Stony Brook di New York. Lima bulan kemudian, mereka berhasil mencapai tonggak perkembangan penting, dan mereka sama-sama hidup dan energik seperti anak yang berusia enam bulan. Tentu saja kondisi anak-anak kembarnya yang kian membaik sedikit melegakan kedua orang tua, yaitu Amy dan Michael Howard.
(Baca juga: Balita Usia 5 Tahun Mengidap Sindrom Rambut Langka)
"Saya merasa gugup sebelum operasi itu dipastikan," ungkap Amy, 38, dari Center Moriches di Long Island kepada Daily Mail Online pada hari Senin (01/05). "Tapi sekarang mereka hebat. Luar biasa."
Ketiga anak kembar ini didiagnosis penyakit langka pada usia satu minggu, setelah melakukan perawatan ketat di NICU. Jackson dan Hunter, kembar yang identik memiliki synostosis sagital. Sementara Kaden memiliki sinostosis metastik. Meski kondisinya sama-sama membutuhkan tindakan operasi, operasi ini melibatkan bagian tulang tengkorak yang berbeda.
Tingkat kemungkinan memiliki kembar tiga adalah satu dari 1.000. Kemungkinan bayi mengalami sinostosis sagital adalah satu dari 4.000 dan sinostosis metastik adalah satu dari 10.000. "Jika Anda mengatasi semua dengan angka, kemungkinan memiliki kembar tiga dengan kondisi ini adalah satu dari 500 triliun," kata dokter bedah si kembar, Dr David Chesler kepada Daily Mail Online.
(Baca juga: Pertumbuhan Tulang Bayi)
Pada awalnya, Amy sama sekali tidak tahu ketiga putranya menderita deformitas kepala. Ini adalah kehamilan pertamanya. Amy pun tidak menyadari bahwa ia mengandung tiga jabang bayi hingga kunjungan keduanya ke dokter kandungan. Jadi, begitu ia melahirkan ketiga putranya pada 22 Oktober tahun lalu, ia tidak yakin apakah kepala mereka yang memanjang dan jidat yang menonjol sebagai sesuatu yang harus dikhawatirkan. “Ini kejadian yang sangat langka dan belum pernah didokumentasikan dalam literatur medis, dan tak seorang pun yang pernah saya ajak bicara melihat ini sebelumnya,” kata Dr. David Chesler.
Karena ketiga bayi laki-laki memiliki kelainan bentuk yang signifikan, Dr David memutuskan untuk melakukan satu CT scan terhadap tiap-tiap bayi untuk membantu memahami kebutuhan mereka sebelum dioperasi. "Saya jarang melakukan CT scan karena berdasarkan bentuk kepala saya bisa melakukan diagnosis. Tapi dalam kasus ini kami putuskan itu yang terbaik. Satu CT scan tidak akan mengganggu kesehatan bayi."
(Baca juga : Mengenal Plagiocephaly, Kepala Peyang pada Bayi)
Akhirnya, ketiganya dioperasi pada minggu pertama Januari 2017 secara terpisah selama dua hari. Operasi itu melibatkan pengambilan tulang dari tengkorak. Operasi biasanya memakan waktu antara 90 hingga 180 menit dan perlu dirawat inap satu malam. Operasi endoskopi ini jarang membutuhkan transfusi darah, tidak seperti kondisi tulang tengkorak terbuka, sehingga risiko kehilangan darah dan komplikasi bisa menurun secara drastis.
"Saya mulai khawatir tentang adanya risiko kerusakan otak. Jika otak mereka tidak dapat tumbuh, apa arti sebenarnya? Tidak ada data yang jelas mengenai hubungan antara craniosynostosis dan perkembangan otak. Tapi Dr David bilang itu akan baik-baik saja," tutur Amy.
Kini, sebagai bagian dari perawatan pascaoperasi, ketiga anak kembar menggemaskan ini harus menggunakan helm selama 23 jam sehari, 7 hari seminggu, untuk membantu melindungi dan membentuk tulang tengkorak saat mereka dalam masa tumbuh kembang. Mereka akan memakai helm ini selama enam bulan, kemudian melakukan check up dua kali setahun sampai mereka bertiga berusia sekitar enam tahun.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR