Nakita.id - Ada banyak cara yang dapat Ibu lakukan untuk merangsang kecerdasan si balita. Bisa dengan cara membacakan buku cerita atau juga bisa bermain saat waktu mandi. Selain itu, berikan nutrisi dari makanan yang mendukung kemampuan otaknya.
Psikolog pendidikan bernama Charles Ward dari Ward Psychology menjelaskan, "Hanya dengan ibu dan ayah, bermain atau membaca bersama dan melakukan hal-hal sehari-hari mampu memberikan kesempatan tanpa henti untuk berinteraksi sosial yang merupakan kunci untuk belajar.” Ada 7 langkah, yaitu:
1. Storytime atau waktu mendongeng
Dorong balita untuk memilih bukunya sendiri, dan bacakan dengan suara lantang dan keras guna membantunya untuk bisa lancar membaca di masa depan. Padahal, para ahli telah menemukan kaitan langsung yang menyarankan anak-anak yang mendengarkan dengan baik biasanya akan bisa membaca dengan baik pula.
(Baca juga : Cara Meningkatkan Kemampuan Menulis Anak Sejak Dini)
"Pengalaman membaca sejak dini pada dasarnya harus menyenangkan dan bereksplorasi," kata Charles. Former Children’s Laureate, Michael Rosen setuju, dan ia menambahkan, "Membaca buku untuk anak-anak adalah cara terbaik untuk membuat mereka berpikir, bertanya-tanya, merasakan dan mengerti. Dorong anak untuk menyukai cerita, bagikan buku bergambar dan nikmati waktu berpelukan."
Biarkan anak bergabung dengan suara, sajak, tindakan dan kata-kata yang berulang. Dorong ia untuk mengajukan pertanyaan sehingga anak belajar dari cerita dan juga merasa terhibur. Atau Ibu bisa coba untuk mengatakan satu baris atau satu kata dan ajak anak untuk mengulanginya. Pastikan anak mendengarkan dengan baik.
2. Waktu mandi
Bermain percikan di bak mandi adalah surga bagi sebagian besar balita. Namun saat ia sedang membersihkan tubuh dan bermain, ia belajar banyak dan otaknya bekerja. "Mandi bisa menjadi laboratorium sains, mengeksplorasi apa yang tenggelam dan apa yang mengapung, menuangkan air, mengisi wadah berukuran berbeda yang bisa membuat pengalaman belajar menyenangkan," jelas Charles.
(Baca juga : 4 Permainan Sederhana untuk Meningkatkan Kecerdasan Anak)
Ibu bisa membantunya memahami gagasan dasarnya dengan membicarakan apa yang terjadi, misalnya dengan mengatakan "Wow, itu mengapung!" atau "Oh tidak, itu tenggelam!". Cobalah mengambil boneka untuk berenang dan mintalah balita untuk memandikan ‘bayi’. Ini akan mendorongnya untuk belajar empati dan meningkatkan keterampilan. Buatlah busa mandi berbentuk huruf alfabet untuk meningkatkan keakrabannya dengan bentuknya. Buat kata baru setiap waktu mandi untuk membantu mengembangkan koneksi di otaknya antara bahasa lisan dan tulisan.
3. Waktu di luar rumah
Ayunan dan perosotan sangat bagus untuk balita, tapi Ibu tidak memerlukannya untuk membantu meningkatkan kemampuan otaknya. "Bermain bukanlah hal yang sama dengan hiburan. Semakin kita berusaha menghibur anak-anak, semakin kita menutup potensi mereka untuk rasa ingin tahu dan kreativitas," kata Sue.
Jadi ajaklah anak pergi ke lapangan, gunakan kebun atau tanah sekitar. Biarkan ia menjelajahi dengan tangannya dan menjadi kotor. Pendekatan ini akan meningkatkan pengetahuan anak-anak tentang dunia. Menemukan makhluk di dunia dan menyaksikan air hujan mengalir secara tidak sadar membuka dasar-dasar ilmu pengetahuan dan biologi ke dalam pikiran anak.
Berikan kesempatan pada anak untuk menghitung sesuatu dan bangun sisi matematisnya agar tidak terbatas. Pastikan Ibu membiarkan ia mencoba, daripada menghitung sesuatu untuknya. Ajukan pertanyaan kepadanya.
(Baca juga : Bukan Makanan Biasa, Ini Daftar "Superfood" yang Baik untuk Perkembangan Otak Anak)
4. Peran bermain
Entah itu berpura-pura menjadi tokoh fiksi kartun favoritnya, atau menderu seperti singa, saat anak memainkan karakter yang berbeda, ada banyak pelajaran yang sedang berlangsung. Padahal, penelitian menunjukkan bermain bisa memiliki pengaruh langsung terhadap ukuran otaknya. The Baylor College of Medicine di AS menyimpulkan dari sebuah studi ekstensif bahwa bayi yang memiliki banyak kesempatan untuk bermain memiliki otak yang lebih besar dengan jalur saraf yang lebih besar daripada yang lain.
Play expert and author of Toxic Childhood, Sue Palmer menjelaskan, "Salah satu perangkat pembelajaran manusia yang paling penting adalah meniru, seperti membuat situasi seakan-akan di rumah, toko, rumah sakit atau tempat berpura-pura lainnya dan berakting. Hal-hal yang anak lihat, atau potongan cerita yang ia dengar, bermain peran sangat bagus bagi seorang anak untuk meniru apa yang ia lihat dan dengar di rumah, memahami dunia di sekitarnya. "
Pastikan ada banyak hal yang bisa dimainkan dan biarkan anak menyalin dan mengulangi apa yang ia lihat dalam kehidupan nyata, seperti makanan mainan dan alat makan, peralatan makan atau uang mainan. Bisa juga bermain kostum-kostuman, termasuk potongan kain atau jubah sederhana serta kostum lengkap, maka ia bisa menciptakan karakter dan cerita sendiri.
5. Playdates atau teman bermain
"Anak-anak mulai bermain sendiri tapi lambat laun, biasanya di antara usia 2 dan 3 tahun, mereka mulai berinteraksi dengan anak-anak lain, dan menggabungkan permainan mereka," kata Sue. "Ini sangat penting karena untuk pertama kalinya mereka bersosialisasi dengan persamaan dan menemukan area sosial mereka sendiri. Mereka mengembangkan 'mind-mindedness' mereka, pemahaman bahwa orang lain memiliki perasaan, gagasan, sudut pandang yang berbeda dari keinginan mereka sendiri ".
Pastikan tidak ada banyak gangguan orang dewasa sehingga anak bisa menggunakan inisiatif dan imajinasi. Jadilah kreatif di dapur. Charles mengatakan, "Memasak sangat bagus untuk mengeksplorasi tekstur, percikan dengan air, membuat dan menciptakan sesuatu."
6. Cerita Ibu
Ceritakan hari-hari yang dilalui Ibu selama seharian ini untuk membentuk gambaran atau ilustrasi anak secara alami. Ajarkan pula bahasa atau kata-kata secara berulang agar anak lebih memahami apa yang Ibu maksudkan.
(Baca juga : Tanpa Disadari, Kebiasaan Ini Membantu Anak Cerdas Sejak Bayi)
7. TV atau perangkat elektronik lainnya
Menyalakan televisi untuk anak-anak terkadang bisa membuat sebagian dari orang tua merasa bersalah. Tapi psikolog setuju bahwa televisi di usia muda harus dibatasi, kebanyakan percaya bahwa menonton program yang sesuai dengan usia sangat sedikit, pemrograman yang berkualitas mungkin benar-benar memiliki beberapa keuntungan.
Kuncinya adalah menonton bersama dengan anak, mendiskusikan masalah, buatlah poin dan karakter saat Ibu menjelaskan. Ingat pula untuk mematikan televisi. Latar belakang suara TV yang terlalu sering akan mengganggu fungsi pendengaran anak.
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR