Nakita.id - Kakek-nenek yang mengambil peran sebagai pengasuh cucu-cucu mereka ternyata memiliki risiko. Hal ini disebabkan karena kakek-nenek yang hanya mengandalkan pengetahuan gaya pengasuhan lama sering ketinggalan zaman, mengingat praktik dan pedoman perawatan anak telah berubah secara drastis selama dua atau tiga dekade terakhir.
Penelitian yang dipimpin Dr. Andrew Adesman, kepala dokter anak spesialis perkembangan dan perilaku di Pusat Kesehatan Anak Cohen di New York, mensurvei 636 kakek-nenek Amerika tentang teknik mengasuh anak dan mengungkapkan bahwa banyak dari mereka masih menggunakan metode pengasuhan anak yang sudah usang.
Metode Perawatan Kesehatan yang Sudah Ketinggalan Zaman
Cara membesarkan anak-anak kini telah berkembang secara substansial dalam hal panduan dan rekomendasi keselamatan. Namun pengetahuan umum yang dimiliki kakek dan nenek mengenai cara membesarkan anak perlu dipertanyakan di bidang kedokteran modern. Ini menjelaskan mengapa taktik pengasuhan anak zaman dulu terkadang berpotensi membahayakan anak-anak yang dirawat oleh kakek dan nenek mereka.
"Ketika kakek-nenek mengasuh cucunya, bisa sangat bagus untuk cucu tapi juga bisa menimbulkan tantangan dalam hal gaya hidup, keuangan dan kesehatan mental dan fisik pada usia yang agak tua atau lanjut usia," kata Dr. Andrew.
Penelitiannya mengungkapkan bahwa peserta penelitian menggambar pengalaman mereka dari mitos yang secara keliru dianggap sebagai kebenaran absolut. Studi Dr. Andrew menunjukkan bahwa hal ini dapat menyebabkan kesalahan yang orang tua lakukan, yang dapat dihindari hanya dengan mengikuti panduan terbaru tentang keselamatan anak.
Taktik Kesalahan Perawatan Anak oleh Kakek-Nenek
Salah satu fokus penelitiannya berkaitan dengan cara merawat masalah kesehatan ringan, seperti demam atau luka dan goresan di rumah. Ketika ditanya tentang cara terbaik untuk mengatasi demam tinggi, 44 persen responden survei mengatakan bahwa mandi air dingin atau es adalah solusi yang baik. Meskipun praktik ini mungkin populer pada masa kakek-nenek, mandi dengan es sudah lama dikaitkan dengan risiko hipotermia.
"Banyak yang berpikir bahwa mandi es bisa menurunkan demam yang sangat tinggi. Tentu, itu mungkin masuk akal, tapi akan berbahaya jika memasukkan anak ke air dingin, karena Anda bisa menurunkan suhu tubuh terlalu banyak," jelas Dr. Andrew.
Selain itu, 25 persen dari kakek yang disurvei tidak sadar bahwa posisi tidur yang direkomendasikan untuk anak adalah telentang bukan tengkurap. Orang tua modern sekarang tahu bahwa posisi tidur yang salah adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk sindrom kematian bayi mendadak. Terakhir, 68 persen kakek yang diwawancarai tidak tahu luka sembuh lebih baik dan lebih cepat jika ditutupi dengan perban.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR