Nakita.id -Sudah tak zaman orang tua yang lebih suka bernegosiasi tentang kapan anak-anak mereka harus tidur. Menetapkan jadwal tidur yang ketat sejauh ini menjadi menjadi cara terbaik untuk memastikan mereka cukup tidur.
Meskipun “menganjurkan” anak-anak untuk pergi tidur kemungkinan menyebabkan sedikit tantrum, sebuah kajian menyimpukan cara ini tidak berhasil. Bahkan anak-anak yang dianjurkan, dan bukan diperintahkan, untuk tidur, kemungkinan mendapatkan jumlah tidur yang kurang dari yang mereka butuhkan.
Para periset mensurvei lebih dari 1.600 orang tua, menemukan bahwa penerapan waktu tidur turun drastis begitu anak-anak memasuki usia remaja. Karena orang tua menjadi kurang terlibat dalam waktu tidur anak-anak, kurang tidur pada anak semakin meningkat, dengan anak yang berusia 15 tahun yang paling parah terkena dampaknya.
(Baca juga : Trik Mengatasi 5 Masalah Tidur Anak)
Temuan dari Public Health Ontario di Kanada didasarkan pada rekomendasi tidur 9 sampai 11 jam per malam untuk anak-anak berusia lima sampai 13 tahun, yang serupa dengan nasihat Inggris, dan 8 sampai 10 jam untuk anak usia 14 sampai 17 tahun.
Dr Heather Manson, penulis senior studi dan kepala promosi kesehatan, penyakit kronis dan pencegahan cedera di Kesehatan Masyarakat Ontario, mengatakan: "Kami menemukan bahwa adanya "dorongan" karena dukungan orang tua yang kurang efektif untuk tidur di akhir pekan dan hari kerja.”
Penerapan peraturan seputar waktu tidur memiliki dampak signifikan, tapi hanya pada hari kerja. Kita dapat menyimpulkan bahwa orang tua yang menegakkan waktu tidur pada hari kerja dapat membantu anak mereka untuk mencapai tidur yang cukup.
(Baca juga : 7 Masalah Tidur Anak dan Cara Menanganinya)
Anak-anak yang kurang tidur lebih cenderung mengalami obesitas, perilaku lebih buruk di sekolah dan berjuang mengendalikan emosinya. Anak juga lebih cenderung stres karena gaya pengasuhan dan konflik perkawinan antara ibu dan ayah mereka.
Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa anak-anak berisiko lebih besar terkena diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi jika tidak memenuhi pedoman tidur. Dr Heather berkata, “Tidur semakin diakui sebagai penentu penting kesehatan, dan komponen integral hidup sehat untuk anak-anak, yang berkaitan dengan perilaku lain seperti aktivitas fisik dan waktu duduk.”
Dalam konteks keluarga, perilaku dukungan orang tua terhadap waktu tidur bisa memainkan peran penting dalam kesehatan anak. Para periset mengatakan dampak waktu tidur selama seminggu mungkin tidak sesuai pada akhir pekan karena orang tua kurang ketat dalam memberikan anak-anak waktu tidur yang cukup.
(Baca juga : Apakah Anak Anda Cukup Tidur)
Hal ini dapat menyebabkan penggunaan smartphone dan tablet, yang cahaya birunya telah terbukti mempengaruhi tidur anak-anak. Tapi para ahli mengatakan orang tua yang mengatur waktu tidur selama seminggu mungkin berhasil membuat anak-anak mereka tidur karena mereka menyediakan lebih banyak rutinitas pada siang hari.
Yang memprihatinkan, penelitian tersebut menemukan bahwa usaha orang tua untuk mengendalikan waktu layar anak-anak mereka tidak banyak berpengaruh pada tidur. Dikatakan bahwa waktu layar mungkin memiliki 'kontrol tak terbatas' atau mungkin membuat perangkat lebih menarik dengan mencoba membatasi penggunaannya.
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR