Nakita.id - Ada banyak cara yang dapat orang tua lakukan demi memotivasi anak-anaknya. Walaupun batita terkadang sering menentang segala perkataan atau keinginan orang tuanya, anak juga dapat menurut jika orang tua memperlakukannya dengan tepat. Menurut para ahli, ada 6 cara yang dapat mendorong anak-anak untuk memperbaiki tingkah lakunya selama ini.
# 1 Pertimbangkan kembali pemberian penghargaan atau hadiah
Anak-anak pintar bisa bekerja dengan efektif jika orang tua menerapkan sistem penghargaan apa pun. Terlebih lagi, penelitian menunjukkan bahwa efek positif dari penghargaan tidak hanya berlangsung dalam jangka waktu pendek.
(Baca juga : Terapi Perilaku yang Mendukung Anak-anak ADHD di Jepang)
Memberikan hadiah kepada anak-anak terkadang berguna. "Memang benar bahwa penghargaan akan memotivasi orang untuk melakukan aktivitas," kata Edward Deci, Ph.D., profesor psikologi di University of Rochester. Tapi perilaku yang ditunjukkan anak akan tergantung pada penghargaan dan akan berhenti saat penghargaan juga berhenti diberikan.
Periset di Stanford University menemukan bahwa ketika anak-anak yang senang menggambar dengan spidol dibayar untuk melakukannya, maka mereka akan berhenti menggunakannya saat mereka tidak lagi dibayar. Dengan kata lain, pemberian imbalan dapat memadamkan gairah anak-anak.
Memberikan penghargaan dalam jangka pendek tidak berbahaya bagi anak. Penghargaan eksternal tidak akan membangun karakter anak. Dukung ia untuk melakukan hal-hal yang membuatnya merasa nyaman, seperti kepuasan dalam keterampilan yang baru dipelajari atau pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Tidak hanya sukses dalam jangka panjang, anak juga senang menjalaninya dan semakin memotivasi si kecil.
(Baca juga : 5 Kebiasaan Buruk Anak-anak yang Bisa Berubah Jadi Baik)
# 2 Lakukan percakapan yang berarti
Percakapan yang dilakukan orang tua secara personal dengan anak sangat penting untuk memanfaatkan motivasi intrinsik anak. Anak-anak secara alami akan penasaran, dan mengundangnya untuk lebih memahami sesuatu hal yang menarik bagi intelektualitas si buah hati.
Jika anak menolak tugas yang diberikan orangtua sejak awal, Edward menyarankan pada orangtua untuk mulai dengan melihatnya dari sudut pandang anak. Kemudian, bicarakan pentingnya aktivitas dengan cara yang baik. Jika anak tidak ingin membersihkan kamarnya karena ia lelah, maka berikan ia waktu istirahat terlebih dulu. Jangan terlalu memaksakan anak melakukan hal yang tidak ia inginkan.
Minta anak untuk tahu bagaimana rasanya melakukan tugas tertentu, sehingga dapat memberikan kontribusi pada suasana bahagia yang membuat anak ingin bekerja sama. Strategi lain yang efektif untuk membuat anak-anak mengubah kebiasaan buruk ialah dengan menunjukkan empati dengan menanyakan bagaimana orangtua dapat membantunya.
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR