Nakita.id - Setiap anak pasti pernah menentang perkataan orang tua, dan kita sebagai orang tua pasti ingin mendisiplinkan anak-anak kita agar berperilaku lebih baik dan penurut. Namun sering cara kita mendisiplinkan malah membuat anak takut dan merasa tak aman terhadap kita.
Mungkin beberapa anak akan melawan, meninggikan suaranya, atau menjerit. Dengan orang lain, sikap anak akan mundur, bersembunyi, ragu atau murung. Berdasarkan karakter masing-masing, nilai, model peran, setiap anak akan bereaksi berbeda saat merasa takut atau tidak aman.
Bagi anak yang suka melawan, penting untuk bisa menang. Untuk anak yang mungkin sedikit lebih tertutup, ia akan mundur dan memilih masuk ke dunianya sendiri. Sebaiknya, buatlah percakapan dari hati ke hati dengan anak untuk mendiskusikan bahwa tidak ada orang tua yang akan memarahi atau menghukum anak lagi. Terapkan kedisiplinan anak tanpa harus menyakiti perasaan anak melalui 5 langkah ini.
(Baca juga : 5 Mitos Tentang Cara Mendisiplin Anak)
# 1. 100% tenang + fokus
Ketika hendak mendisiplinkan anak, kita harus bisa tenang, yang bisa didukung dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan untuk mengalihkan perhatian terlebih dahulu. Katakan dengan nada lembut dan pelan bahwa kita sebagai orang tua tidak senang dengan sikap dan perlakuan anak yang bersifat negatif. Namun, pastikan kita mengucapkannya dengan perasaan tenang dan fokus.
Ini sangat penting bagi anak agar mereka tidak memberikan reaksi negatif, seperti takut atau melawan dan lebih ingin memperbaiki kesalahannya sesuai dengan keinginannya sendiri. Ini juga sebagai tanda bahwa antara orang tua dan anak saling menghormati satu sama lain.
# 2. 100% empati + pengertian
Penting bagi kita untuk menyadari bahwa anak tidaklah sempurna dan anak akan melakukan segala sesuatu sesuka hati tanpa memikirkan dampak dan akibat. Bimbing anak dengan lembut dan tegas untuk bisa menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dengan terlebih dahulu menunjukkan teladan positif baginya.
(Baca juga : 8 Langkah Mencintai Anak Melalui Penerapan Disiplin)
Tindakan ini dapat membangun kepercayaan dan rasa hormat darinya tentang bagaimana kita dapat menangani situasi ini. Begitu kita mendapatkan kepercayaan darinya, akan lebih mudah baginya melakukan apa yang kita inginkan darinya.
Dengan membangun kepercayaan dan menunjukkan rasa hormat, perhatian tulus, anak jauh lebih ingin membuka diri dengan orangtua mengenai apa yang terjadi atau bagaimana perasaannya.
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR