Nakita.id - Pemotongan tali pusar saat proses kelahiran bayi baru-baru ini digantikan oleh pendekatan yang lebih "alami", yaitu dengan membiarkan tali pusar terlepas sendiri dari plasenta yang masih melekat pada bayi.
Tren terbaru ini, yang dikenal dengan istilah "Lotus Birth," dianggap masih baru sehingga tidak ada statistik tentang popularitasnya yang kian meningkat. Namun, dalam praktiknya, ternyata ada juga potensi bahayanya.
Para tenaga profesional di bidang kesehatan seluruh dunia telah menyoroti praktik lotus birth dan Royal College of Obstetrics and Gynecologists bahkan mengeluarkan sebuah peringatan tentang keamanan plasenta pada 2008. "Saat ini tidak ada bukti medis bahwa ini bermanfaat bagi bayi," tutur juru bicara RCOG Patrick O ' Brien.
(Baca juga : Lotus Birth Bikin Bayi Lebih Tenang danTidur Nyenyak)
"Jika dibiarkan dalam satu periode waktu setelah kelahiran, ada risiko infeksi pada plasenta yang akibatnya bisa menyebar ke bayi. Plasenta sangat rentan terhadap infeksi karena mengandung darah. Dalam waktu singkat setelah kelahiran, begitu tali pusar berhenti berdenyut, plasenta tidak memiliki sirkulasi dan pada dasarnya jaringan telah mati," kata Patrick.
"Mengapa ada orang memiliki pemahaman tentang mikrobiologi modern yang akan mendukung bayi baru lahir dibiarkan mati akibat jaringan yang membusuk yang bisa menjadi sumber infeksi," kata dokter kandungan dan ginekolog Jennifer Guntner kepada ATTN.
Banyak dari para ibu mempraktikkan hal tersebut karena mereka mengaku bisa merasakan keterikatan spiritual dengan si buah hati yang masih terikat oleh tali pusar. Hal lain yang mungkin menjadi alasan ialah karena memotong tali pusar terlalu cepat tidak baik untuk bayi.
(Baca juga : Lotus Birth Perlu Perlakuan Spesial)
Studi menunjukkan, menunda pemotongan tali pusar beberapa menit dapat terbukti bermanfaat, dan meningkatkan kadar zat besi dan hemoglobin pada bayi baru lahir. Untuk bayi prematur, hal ini juga bisa sangat membantu. Itulah mengapa banyak dokter sekarang menganjurkan DCC (delayed cord clamping) atau penundaan pemotongan tali pusar.
"Bukti manfaat dari DCC sangat meyakinkan sehingga pembuktian sekarang harus terletak pada mereka yang ingin melanjutkan praktik pemotongan langsung, dan bukan dengan cara memilih untuk menunggu tali pusar terlepas sendiri," tulis dokter anak, Mark Sloan.
Tapi, menunda sebelum memotong tali pusar bayi tidak sama dengan menunggu beberapa hari sampai tali pusar terlepas dengan sendirinya. Dan semakin lama menunggu waktu tali pusar terlepas, semakin besar risiko infeksi yang berdampak langsung pada bayi.
(Baca juga : Untuk Apa Penundaan Pemotongan Tali Pusat)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR