Nakita.id - Ibu dan Ayah pasti pernah mengajarkan anak-anaknya untuk bersikap sopan dan ramah dengan orang lain, bahkan mengajarkan anak untuk mengatakan salam terlebih dulu. Penting untuk membiasakan hal ini tanpa anak harus merasa seakan terpaksa berinteraksi dengan orang yang tidak mereka kenal.
Dengan adanya keseimbangan ini, anak-anak belajar berinteraksi dengan orang-orang di dunia mereka. Tapi, sering muncul kekhawatiran dari para orang tua sehubungan dengan orang-orang asing di sekitar anak sehingga mereka harus melarang anak berbicara dengan orang asing. Kekhawatiran ini wajar mengingat banyak kejadian kriminal atau penculikan anak yang banyak terjadi.
Mungkin, bagi anak yang sudah terbiasa mandiri dan berani berbicara di depan umum, mereka akan merasa bingung karena dilarang orang tuanya agar menghindari komunikasi dengan orang asing.
(Baca juga : 6 Tip Mudah Mendidik Anak Supaya Optimis)
Kita sebaiknya perlu berhenti melarang anak-anak kita berbicara dengan orang asing, dan sebaliknya mengajari anak sejak usia muda bagaimana mempercayai insting mereka. Ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa anak-anak memiliki naluri yang sama seperti orang dewasa, tetapi kita sebagai orang tuanya hanya perlu mengajari anak cara mengenali dan menggunakan naluri tersebut.
Orang tua perlu mengajari anak-anak untuk membaca situasi atau sesuatu yang dianggap tidak beres, dan ketika anak merasa tidak enak tentang seseorang, bertindak langsung dengan cara lari, berteriak, atau beritahu orang dewasa yang tepercaya.
Sebagai informasi, predator anak-anak membangun hubungan kepercayaan dengan korbannya, dan anak-anak mungkin cenderung berpikir untuk percaya saja dengan orang tersebut, apalagi bila orang ini pernah dilihat oleh anak-anak kita, misalnya seperti tetangga, tukang sapu, dan sebagainya.
Penting juga untuk mengajari anak-anak kita untuk meminta pertolongan. Dalam bukunya yang berjudul “Protecting the Gift: Keeping Children and Teenagers Safe”, Gavin DeBecker memberitahu pembacanya untuk mengajarkan anak-anak agar tidak mencari seseorang yang berseragam (seperti polisi), melainkan mencari ibu-ibu atau perempuan dewasa.
(Baca juga : Gadis Kecil Asal Suriah Ini Langsung Angkat Tangan Saat Difoto, Karena Mengira Ia Ditodong Senjata)
Ia mengatakan, risiko seorang perempuan menjadi pemangsa anak lebih rendah, terutama jika perempuan tersebut bersama dengan anak-anaknya. Gavin juga menekankan bahwa penting untuk mendorong anak-anak kita untuk dapat berbicara dengan orang asing sehingga mereka dapat mencari pertolongan jika perlu, dan tidak hanya diam saja karena takut berbicara dengan seseorang yang dapat membantu mereka.
Meskipun tidak mungkin melindungi anak-anak kita dari semua situasi berbahaya, penting juga untuk mengingatkan anak-anak tentang bahaya semacam ini. Dalam bukunya, Gavin berbicara tentang mengajarkan anak-anak untuk membaca bahasa tubuh dan melihat penampilan seseorang untuk menentukan apakah orang itu berbahaya. Anak-anak cerdas dan intuitif, dan mereka pasti bisa tahu kapan ada seseorang yang membuatnya merasa tidak nyaman.
Pada 2017, ada banyak hal yang perlu kita bicarakan dengan anak-anak daripada mengajarkan mereka untuk tidak berbicara atau menghindari orang asing. Mungkinkah orang asing menyakiti anak-anak kita? Tentu saja. Tapi orang asing juga bisa membantu anak-anak.
(Baca juga : Benarkah Anak Memang Punya Naluri untuk Berbohong
Jadi, mari kita ajak anak-anak untuk mendengarkan insting, percayalah naluri anak-anak saat mereka merasa takut, dan jangan takut untuk berbicara saat ia merasa ada sesuatu yang tidak beres.
PT Nestlé Indonesia Luncurkan Program Distribusi 5.000 Bangku Daur Ulang ke 500 Sekolah Dasar di Indonesia
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR