Nakita.id - Depresi klinis adalah salah satu gangguan mental yang paling umum dan ini bisa menyerang ibu baru, dengan gejala-gejala seperti kelelahan, pergeseran hormon, dan perasaan tertekan. Kenali lima kondisi yang bisa salah ketika ibu mengalami depresi, seperti:
1. ADHD
ADHD, terkait dengan kondisi anak yang energik dan tidak bisa duduk diam. Tapi ADHD tidak terbatas hanya pada masa kanak-kanak. Sebuah studi American Journal of Psychiatry memperkirakan bahwa sekitar satu dari setiap 20 orang Amerika berusia 18 sampai 44 memiliki kondisi ADHD. "Perempuan dewasa dengan ADHD biasanya tidak hiperaktif," kata Edward Hallowell, M.D., penulis Delivered From Distraction.
(Baca juga : Viral! Foto Ini Mengungkapkan Realitas Depresi Postpartum Seorang Ibu)
"Pikiran mereka mengembara, dan mereka tidak bisa cukup lama untuk menyelesaikan sebuah tugas." Kurangnya fokus dapat menyebabkan rasa malu yang berlebihan sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan sesuatu, dan rasa malu itu dapat menyebabkan depresi, tambah Dr. Edward.
Perempuan dewasa yang mengalami gejala ADHD ringan dan tidak terdiagnosis selama masa kanak-kanak terkadang mengalami banyak tekanan dan tuntutan, terutama sejak melahirkan. Dr. Edward menjelaskan, terapi perilaku kognitif dan manajemen stres juga dapat membantu perempuan mendapatkan kontrol atas gejala ADHD.
2. Hipotiroidisme
Penyebab umum gejala depresi pada perempuan dapat ditelusuri pada kelenjar di leher yang menghasilkan hormon yang mempengaruhi setiap organ dalam tubuh. "Tiroid seperti pedal gas untuk tubuh, termasuk otak," jelas ahli penyakit jantung endokrinologi Antonio Bianco, M.D., Ph.D.
(Baca juga : Mengatasi Depresi Setelah Melahirkan)
Jika tiroid memproduksi terlalu banyak hormon (disebut hipertiroidisme), itu bisa membuat Ibu merasa gelisah dan cemas. Tapi, jika menghasilkan terlalu sedikit hormon (dikenal sebagai hipotiroidisme), sistem kerja tubuh akan melambat, membuat Ibu lelah, tidak dapat berkonsentrasi, dan tertekan.
Penyebab paling umum dari kurangnya tiroid aktif adalah penyakit Hashimoto, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar, mencegahnya untuk membuat hormon. Tiroiditis pascamelahirkan, kondisi yang mirip dengan Hashimoto, menyerang hingga 10 persen perempuan setelah kehamilan.
"Jika Anda memiliki energi rendah dan merasa tertekan saat menjalani pemeriksaan pascapartum, mintalah dokter Anda memberikan tes darah sederhana untuk memeriksa kadar tiroid," saran Dr. Antonio. Pada kebanyakan perempuan, kondisinya dapat sembuh sendiri dalam waktu satu tahun sampai 18 bulan, namun bagi beberapa ibu, hal itu bisa menjadi masalah seumur hidup. Hipotiroidisme dapat dikelola dengan menggunakan hormon sintetis (levothyroxine) untuk menggantikan tiroid yang telah berhenti dibuat.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR