Tak tanggung-tanggung, para sport shoppers ini bahkan melatih dan mengondisikan keterampilan mereka.
Dalam setiap kesempatan, mereka mengumpulkan informasi dan mengamati tentang pola penjualan.
Mulai barang masuk, pencatatan, harga terbaru, hingga produk yang sedang trend saat ini.
Jadi, ketika mereka memasuki sebuah toko dan tidak membeli apa pun mereka tetap akan merasa baik-baik saja.
O'Donnell mengungkapkan hal itu sengaja dilakukan agar para sport shoppers dapat mengembangkan strategi ekstensif untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik.
"Ini adalah aspek positif dari konsep diri mereka," ujarnya.
BACA JUGA: Cukup 20 Menit, Konsep Bermain Ini Dapat Bantu Si Kecil Lebih Cerdas
Tak hanya itu saja, para sport shoppers juga mengingat setiap kesuksesan pembelian mereka dengan detail.
Hal ini persis seperti yang dilakukan atlet profesional untuk membaca setiap statistik permainan terbaik mereka.
Hubungan antara berbelanja dengan berolahraga ini lantas menarik perhatian O'Donnell untuk melanjutkan penelitian.
Ke depannya O'Donnell bersama rekan penulisnya, Judi Strebel dan Gary Mortimer, ingin melihat respon fisiologis para sport shoppers ini ketika masuk ke toko.
Seperti apakah jantung mereka berdetak kencang? Merasakan adrenalin yang masuk? dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Ini Risiko Penyakit Pada Bayi yang Lahir dari Ibu Golongan Darah O
Buka Cabang ke-14, Nikmati Kelezatan Kuliner di Justus Steakhouse Asthana Kemang
Source | : | Health,bustle.com |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR