Nakita.id - Di era milenial seperti sekarang, gawai menjadi sesuatu yang seksi di mata anak-anak.
Dengan fitur menarik dan permainan yang kian beragam, anak seolah rela menghabiskan waktunya di layar gadget.
Hal ini tentu harus menjadi perhatian orangtua, dimana sangat berperan penting dalam memberikan contoh pada anak.
"Pola asuh sangat berbeda ya antara zaman saya kecil dulu dengan orangtua era milenial sekarang, cara mendidiknya saja sudah berbeda," ujar Helena Irma, Managing Director PT Berkat Animasi Internasional Indonesia melalui wawancara eksklusif dengan Nakita.id.
BACA JUGA: 8 Pola Asuh Agar Anak Tumbuh Mandiri, Moms Zaman Now Wajib Tahu
Hal inilah yang mendasari peluncuran program Doraemon School Adventure, agar anak dapat menikmati masa tumbuh kembangnya dengan kompetisi positif dan sarana edukatif untuk mengembangkan diri.
"Saya optimis mealui program ini, kita bisa mengalihkan distraksi anak dari gadget ke aktivitas yang fun tetapi tetap edukatif tentunya," jelas Helena.
Helena tak memungkiri, gadget memang menjadi distraksi terbesar dalam kehidupan anak.
BACA JUGA: Ingin Berikan Gadget Pada Si Kecil? Boleh Kok Moms, Asalkan...
Jangankan menonton kartun, zaman sekarang anak seolah tak memiliki waktu untuk bermain di luar rumah karena sudah lekat dengan gadget.
"Saya sedih melihat anak-anak sekarang, mereka lebih memilih bermain gadget ya dibandingkan bermain dengan orangtua dan teman sebayanya," ujarnya.
Untuk itu, penting bagi orangtua untuk mengarahkan anak memilih aktivitas favoritnya agar tak melulu fokus dengan gawainya.
BACA JUGA: 2 Anak di Bondowoso Kecanduan Gadget. Sekarang Dalam Penanganan Dokter
Namun, mengarahkan disini bukan berarti memaksakan apa karakter animasi yang tepat untuk anak karena setiap anak tentu memiliki karakter favorit masing-masing.
Salah satunya Doraemon, karakter kucing cerdas dengan kantong ajaibnya ini menjadi kegemaran berbagai lapisan masyarakat terutama anak-anak.
Nantinya, Doraemon akan 'berkenalan' kembali dengan murid Taman Kanak-Kanak (4-6 tahun) dan Sekolah Dasar (6-12 tahun).
Dituturkan oleh Helena, usia ini dipilih karena merupakan fase dimana anak lebih mudah menyerap segala sesuatu di sekitarnya.
"Oleh karenanya, kita mengadakan banyak aktivias menarik salah satunya School Day Camp dimana disitu anak akan belajar berkompetisi untuk meningkatkan keterampilan yang dimiliki," jelas Helena.
Dengan demikian, anak akan memiliki pilihan menyenangkan sehingga tidak hanya terpaku pada layar gadget-nya.
"Memilih kegiatan positif untuk anak harus didukung penuh ya sama orangtua, jadi anak enggak hanya bermain namun juga mempelajari sesuatu yang berharga di sana," tutupnya.
Tonton Sisi Baru dari Kisah Legendaris yang Telah Dinanti dalam Disney’s 'Mufasa: The Lion King'
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR