"Jadi, tentu saja, harus ada mekanisme yang memungkinkan terdapat ikatan kuat antara orangtua, terutama ibu, dan bayi. Kami berpikir bahwa bau bayi terlibat dalam salah satu mekanisme itu," jelasnya.
Johannes turut menulis sebuah studi pada 2013 di Frontier Psychology yang memantau aktivitas otak 30 wanita ketika mereka terkena serangkaian bau.
15 wanita baru saja melahirkan, dan 15 wanita lain belum pernah melahirkan.
BACA JUGA: Ikut Peragaan Busana Indonesia Fashion Week, Angel Lelga Banjir Pujian
Ketika mereka terpapar dengan aroma piyama anak berusia 2 hari, aktivitas saraf meningkat di area bagian otak yang sama ketika seseorang menikmati makanan, atau mengonsumsi kokain.
Menarik untuk dicatat adalah, meskipun respon lebih kuat pada ibu baru, ada reaksi positif pada semua wanita.
Sementara, respon pria terhadap bau bayi baru lahir itu masih belum dipahami.
BACA JUGA: 5 Zodiak ini Dijuluki Sebagai Magnet Uang, Penghasilannya Banyak!
Tentu saja, bukan hanya aroma memikat yang meyakinkan bahwa para orangtua harus menjaga bayi.
Bayi juga dirancang menjadi makhluk hidup yang sangat imut, dengan mata besar, pipi tembem dan suara kerasnya.
"Bayi menarik kita melalui semua indera kita, yang membuat kelucuan salah satu kekuatan paling mendasar dan kuat dalam membentuk perilaku kita," jelas Morten Kringelbach dalam makalah Oxford University.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | essentialbaby.com.au |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR