Nakita.id.- Ibu hamil perlu menjaga dan memantau kondisi kehamilannya di sepanjang usia kehamilan. Salah satunya dengan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan penunjang yang bisa berbeda-beda di setiap trimester. Pemeriksaan rutin di setiap trimester sangat membantu apabila ditemukan kelainan pada ibu seperti hipertensi, kencing manis, anemia, dan keputihan yang abnormal. Sementara pada bayi yaitu, Down syndrome, hidrosefalus, serta pertumbuhan janin terhambat. Juga hal lain yang dapat membahayakan kehamilan seperti perdarahan, serta preeklamsia.
Menurut dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG dari Siloam Hospital Semanggi dan Siloam Hospital Simatupang, meski segalanya terasa begitu normal, semua risiko tersebut dapat dihindari apabila Ibu melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan penunjang. Ini adalah langkah terbaik untuk memastikan kualitas pertumbuhan janin bisa optimal.
Baca juga: 4 Pemeriksaan Di Kunjungan Pertama
Khusus bagi ibu hamil di atas usia 25 tahun, dokter Ardiansjah menganjurkan Ibu untuk melakukan pemeriksaan tambahan di luar pemeriksaan rutin. Sebabnya, berbagai penelitian terbaru menyatakan, kehamilan pada perempuan usia 35 tahun ke atas memiliki sejumlah risiko. Yang paling umum adalah tekanan darah tinggi dan DMG. Hal itu antara lain disebutkan oleh Lynn Simpson, MD, ahli obstetri dan ginekologi dari Columbia Presbyterian Medical Center di New York City. Selain itu, bayi yang dilahirkan oleh perempuan di atas 35 tahun juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami keguguran serta kecacatan atau masalah kelainan kromosom seperti Down syndrome.
Baca juga: Ini Pemeriksaaan Kehamilan Di Trimester 2 Yang Perlu Ibu Ketahui
Untuk memastikan kehamilan tetap sehat dan minim risiko, Ibu yang berusia 35+ dianjurkan melakukan pemeriksaan ekstra, di luar pemeriksaan rutin. Pemeriksaan dapat dilakukan ketika usia kehamilannya masuk trimester 2. Jenis tes/pemeriksaan yang yang dimaksud adalah:
- Tes Alpha-Fetoprotein (AFP)
Tes ini dilakukan pada usia kehamilan 16—18 minggu, dengan cara mengambil contoh darah Ibu. Tes ini bertujuan mendeteksi kelainan genetik pada janin. AFP adalah jenis protein yang diproduksi oleh janin. Sampel darah Ibu akan diperiksa dan diukur kadar AFP-nya. Kadar AFP yang tidak normal menandakan kemungkinan janin menderita Down syndrome atau kelainan sistem tabung saraf seperti spina bifida. Untuk memastikan hasil tes ini, dokter akan melakukan pemeriksaan USG atau tes Amniosentesis.
- Tes Amniosentesis
Tes ini dilakukan pada usia kehamilan 15—20 minggu, dengan cara mengambil contoh air ketuban melalui dinding perut Ibu. Tujuan tes ini untuk mengetahui apakah ada kelaninan genetika pada janin. Tes ini juga sangat disarankan untuk ibu hamil yang pernah melahirkan bayi cacat serta orangtua yang memiliki riwayat kelainan kromosom. (*)
Baca juga: Pemeriksaan Penting Pada Ibu Hamil Di Trimester Ketiga
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR