Nakita.id - Pada Februari 2016 lalu, Eden Carlson yang berusia 23 bulan jatuh ke kolam renang milik keluarga dan hampir tenggelam. Insiden tersebut membuat otaknya rusak parah. Tapi, dokter telah berhasil membalikkan cedera tubuhnya.
Eden berada di dalam air antara 10-15 menit sebelum ia ditemukan. Saat itu, ia tidak memiliki denyut nadi dan tidak responsif. Ibunya pun segera memulai CPR (nafas buatan), yang kemudian dilanjutkan dengan tindakan medis rumah sakit. Eden tidak memiliki detak jantung selama hampir dua jam sebelum akhirnya diresusitasi.
(Baca juga : Skip Challenge Harus Dihentikan Karena Merusak Otak dan Mematikan)
Meski masih hidup, ia tidak mampu merespons sentuhan atau suara. Batita yang sehari-hari selalu bersemangat dan energik tersebut, kini hanya bisa menggerak-gerakan tubuhnya. MRI mengungkapkan, ada bagian otak putihnya yang hilang, serta kerusakan dan hilangnya materi otak abu-abu.
Sementara, Eden sudah mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan kecil dalam beberapa bulan setelah kecelakaan, seperti mengenali suara ibunya. Para dokter mengira, ada kemungkinan mereka bisa melakukan lebih banyak perubahan positif dengan menggunakan terapi oksigen.
Lima puluh lima hari setelah kecelakaan tenggelam, dokter mulai memberi oksigen normobarik untuk Eden, di mana oksigen diberikan pada tingkat yang sama seperti yang ditemukan di permukaan laut, dua kali sehari selama 45 menit.
(Baca juga : Ini Yang Terjadi Kalau Terlalu Heboh Menimang Bayi)
Terapi ini bisa membuatnya sengaja menggerakkan anggota badannya dan bahkan memegang dengan satu tangan. Bahkan, ia sudah mampu mengatakan beberapa kalimat dan kemampuan untuk melacak objek dengan matanya.
Didorong kemajuannya, dokter meneruskan terapi oksigen hiperbarik (HBOT), di mana Eden ditempatkan di dalam ruang khusus yang diisi dengan oksigen murni pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang ditemukan di atmosfer bumi.
Setelah 39 sesi HBOT dikombinasikan dengan terapi fisik, Eden hampir sembuh total. Ia bisa berjalan dan berbicara lagi. Proses berpikirnya membaik dan keterampilan motoriknya dipulihkan. Dr. Paul Harch, yang merawat Eden, percaya bahwa usianya yang masih muda mungkin menjadi salah satu alasan mengapa terapi oksigen bekerja dengan baik.
"Pertumbuhan kembali jaringan yang mengejutkan dalam kasus ini terjadi karena kami dapat melakukan intervensi sejak dini pada anak yang sedang tumbuh, sebelum degenerasi jaringan jangka panjang," katanya dalam sebuah pernyataan kepada LSU Health New Orleans.
(Baca juga : Terungkap! 4 Manfaat Berenang Bagi Pertumbuhan Otak Anak)
Pemulihan kondisi Eden dianggap sebagai insiden pertama dokter yang mengelola pembalikan kerusakan otak yang sangat cepat dengan menggunakan terapi oksigen. Kasusnya dilaporkan di Medical Gas Research Journal untuk mendidik dokter lain mengenai potensi pengobatan ini.
Ada kemungkinan bahwa terapi oksigen bisa menjadi pengobatan standar bagi anak-anak yang menderita kerusakan otak setelah hampir tenggelam. "Pengobatan medis berisiko rendah tersebut mungkin memiliki efek mendalam pada pemulihan fungsi pada pasien serupa yang mengalami kerusakan neurologis karena tenggelam," menurut kajian kasusnya.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR