Nakita.id - Anggapan yang menyebutkan bahwa ibu lebih peduli agar anak-anaknya mengonsumsi makanan sehat dibandingkan ayah, ternyata terbukti kebenarannya. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stanford University dari Amerika Serikat, ditemukan fakta bahwa ayah lebih cenderung memberikan makanan siap saji atau makanan yang dibeli di luar rumah, jika anak-anak sedang berada dalam pengawasannya. Ayah juga lebih cepat menyerah saat melarang anak-anaknya memakan makanan tidak sehat dan justru senang memberikan mereka es krim atau cokelat.
Penelitian ini dilakukan di Inggris karena saat ini sedang terjadi krisis obesitas pada anak-anak di sana, di mana sekitar sepertiga dari populasi anak menderita kelebihan berat badan. Kampanye kesehatan yang gencar dilakukan di sana berfokus pada pentingnya anak memakanan makanan bergizi di rumah. Namun ternyata para sosiolog menemukan kecenderungan bahwa standar makan makanan sehat pada anak akan menurun saat ibu tidak berada di rumah.
Menurut peneliti Priya Fielding-Singh, ibu dipandang berkomitmen terhadap makanan sehat, sementara ayah sering dianggap sebagai penghalang untuk itu. Para ayah sering beralih ke pilihan cepat dan kurang sehat, seperti makanan cepat saji dan makanan olahan, yang biasanya dihindari oleh para ibu.
"Anak-anak tidak hanya menyadari pendekatan orangtua yang berbeda ini, tetapi juga memanfaatkannya. Bila mereka mendambakan produk yang kurang sehat yang dibatasi oleh ibu, mereka beralih ke ayah,” jelasnya.
Penelitian dilakukan dengan cara mewawancarai 44 keluarga yang memiliki setidaknya satu putra atau putri remaja. Setiap anggota keluarga ditanya tentang kebiasaan makan dan bagaimana perubahan yang terjadi saat ayah atau ibu mereka yang sedang bertanggungjawab untuk mengawasi. Hasilnya, sebanyak 41 dari 44 keluarga, atau sekitar 93%, baik anak-anak maupun orangtua mengatakan bahwa standar kualitas makanan ayah jauh lebih rendah daripada ibu.
Meskipun di zaman modern ini ayah sudah lebih banyak berperan dalam kehidupan rumah tangga dan mengasuh keluarga, namun Fielding-Singh mengatakan bahwa perencanaan dan pola makan keluarga sebagian besar masih ditangani oleh ibu. Para ayah umumnya lebih peduli dengan kuantitas atau seberapa banyak yang dimakan anak, dibandingkan khawatir dengan kualitas atau gizi makanan yang mereka makan.
Hal ini terbukti dari hasil penelitian dimana beberapa ayah yang diwawancarai mengaku tidak menyadari apa yang anak-anak mereka makan, sementara yang lain mengaku bahwa mereka tidak peduli dan menyerahkan hal tersebut pada istri mereka.
"Banyak ibu, terutama ibu yang bekerja, berharap ayah untuk lebih ikut campur dalam memikirkan menu makanan untuk anak, tapi mereka juga takut keterlibatannya yang lebih besar akan menimbulkan risiko pada kesehatan mereka," ujar Fielding-Singh.
Hasil penelitian ini semakin menguatkan penelitian sebelumnya yang menunjukkan fakta, jika ayah senang mengonsumsi makanan cepat saji maka anak akan cenderung mengikutinya. Sementara ayah yang memiliki kelebihan berat badan cenderung meningkatkan risiko anak menjadi obesitas.
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR