Nakita.id - Pasangan Cynthia Lamusu dan Surya Saputra sebelumnya menikah pada 8 Juni 2008 silam. Setelah penantian lama selama delapan tahun, akhirnya Cynthia dinyatakan positif hamil. Keduanya berusaha untuk mendapatkan momongan hingga memutuskan mencoba program bayi tabung. Beruntung, percobaan pertamanya ini berhasil.
“Pengalaman kehamilan saya memang perjuangan dan ujiannya banyak. Penantian buah hati selama delapan tahun lamanya. Di tahun ke delapan, akhirnya kami mencoba IVF dan alhamdulillah IVF pertama kita berhasil,” ujar Cynthia yang ditemui dalam acara peluncuran kampanye “Anmum Celebrate The Extraordinary” di Raffles Hotel, Jakarta (01/08).
(Baca juga : Sempat Susah Hamil, Begini Cara yang Dilakukan Artis Hingga Berhasil Punya Anak)
Ketika diberitahu bahwa program bayi tabungnya berhasil, mulailah salah satu personel B3 ini lebih disiplin lagi, terutama mengatur asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Hal itu dimulai dari sarapan dengan membiasakan sarapan buah dan mengonsumsi susu tinggi protein.
Untuk mempersiapkan kehamilan, apalagi saat itu usianya 38 tahun, maka pola hidup, seperti tidur, olahraga ringan-ringan menjadi komitmen utamanya yang harus benar-benar dijaga.
Sementara selama mencapai puncak masa kehamilan, dokter memprediksi kelahiran akan jatuh pada bulan Desember, tapi ternyata maju di bulan November. “Jadi ujian lagi karena prediksi kelahiran lebih cepat, jadi saya belom sempat belajar ke konseling laktasi. Jadi belajar menyusuinya otodidak banget,” pungkasnya.
(Baca juga : 8 Tanda Mengandung Anak Kembar)
Kalau bicara dukungan dari lingkungan, Cynthia mengalaminya sendiri. Mulai dokter yang mendampingi, suami dan orangtua memberikan dukungan yang sangat luar biasa.
Saat awal-awal setelah kelahiran, ibu dari bayi kembar bernama Ataya Tatjana Aisyah Putri dan Atharva Bimasena Saputra ini sempat mengalami sedikit kendala menyusui, yakni volume ASI yang kurang. Namun, karena telah berkomitmen memberikan ASI eksklusif pada anak-anak, akhirnya ia mencarikan donor ASI tentunya dengan diskusi dengan dokter pribadinya.
Selain itu, ia yang didampingi sang suami berkonsultasi dengan ahli laktasi, dokter dan suster. Di sana keduanya diajarkan cara memijit di punggung bagi ibu menyusui.
“Jadi yang pertama kali membuat percaya diri justru suami karena beliau yang berinisiatif untuk memijat. Jadi saya diajarkan, dan waktu itu ada suami juga. Suami mempraktikkan dan ternyata berhasil. Kekuatan ibu adalah kekuatan yang bisa membuat keyakinan nomor satu untuk anak-anaknya, tetapi tidak kalah penting dukungan dari suami dan orangtua,” pesannya.
(Baca juga : Uniknya Memberi ASI pada Bayi Kembar)
Kini, kedua bayi kembarnya telah berusia delapan bulan, dan Cynthia mengaku masih menyusui namun tidak sebanyak bulan-bulan sebelumnya karena anaknya sudah MPASI. Ia bercerita tentang perkembangan kedua anaknya, Tatjana sudah bisa merangkak dan mulai belajar berdiri, sedangkan Bima juga lincah tapi belum bisa merangkak, baru ‘onggong-onggong’. Perbedaan juga terlihat dari berat badannya. Tatjana beratnya 7.9 kilogram dan Bima 6.9 kilogram.
Sebelumnya, anak-anak kembarnya sempat masuk NICU karena kelahiran prematur. Tatjana dirawat dua minggu sementara Bima dirawat lebih lama yaitu sekitar 1 bulan 3 hari.
“Saya mengambil pelajaran bahwa sebagai ibu, kekuatan ibu yang bisa membawa atau mentransfer kekuatan untuk anak-anak. Jadi saya mengalami pasang surut, up and down bagaimana proses untuk menyusui, kondisi tubuh sempat drop juga dan konsultasi dengan dokter kandungan semua dilakukan demi anak-anak,” tutupnya. (*)
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR