Nakita.id. Biasanya yang sering kita dengar seorang kakak cemburu terhadap adiknya. Apakah mungkin kecemburuan ini justru terbalik, seorang adik berusia batita cemburu terhadap kakaknya yang sudah sekolah?
Kalau menurut Ellen Susila, M. Psi, Psikolog Klinis Anak di RSIA Grand Family Pantai Indah Kapuk , perasaan cemburu pada anak biasanya muncul karena anak merasa tidak cukup baik, tidak cukup dikasihi, atau tidak yakin apakah dia akan diterima atau akan disayang oleh orangtuanya.
MERASA TERANCAM
Kecemburuan juga didefinisikan sebagai ancaman akan kehilangan sesuatu yang berharga karena orang lain atau rival. Kecemburuan ini hanya dapat muncul dalam sebuah hubungan yang dekat dan dianggap berharga. Biasanya objek kecemburuan dalam kasus ini adalah kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya
Baca juga: Duh Si Kakak Cemburu Pada Adik
Lantaran itu, seorang anak batita pun bisa merasakan perasaan cemburu karena pada tahapan usia ini, mereka berada pada fase egosentris.
Batita menilai dirinyalah yang seharusnya menjadi pusat perhatian. Ia juga merasa dirinya paling penting. Alhasil, bila anak ini tidak menjadi pusat perhatian, muncul rasa cemburu dengan orang sekitarnya. Bahkan ia bisa menunjukkan perilaku agresif sebagai perwujudan rasa amarah atau kesal karena cemburunya itu.
Pada umumnya rasa cemburu yang kuat sering kali terjadi pada si batita saat mendapatkan adik baru karena ia yang dulunya menjadi pusat perhatian sekarang tidak lagi.
Untuk kecemburu batita terhadap kakaknya, biasanya disebabkan sosok sang kakak yang lebih besar sehingga lebih memiliki kesempatan-kesempatan tertentu dan lebih dipercaya untuk melakukan ini itu.
Sedangkan si adik karena masih kecil, dilarang melakukannya. Misal, si kakak dibelikan sepeda baru karena sudah mampu bermain sepeda sendiri.
Lalu, Ayah lebih banyak menemani kakak bermain sepeda. Contoh lain, si kakak yang punya skill menggambar membuat orangtua memfasilitasinya dengan berbagai les atau lomba tertentu.
Hal ini membuat si adik merasa tidak ”disayangi”. Banyaknya pujian yang diberikan orangtua kepada kakaknya itu juga bisa membuat si adik cemburu. Untuk reaksi kecemburan si batita bisa macam-macam, seperti:
1. Si adik tidak suka dengan kehadiran si kakak. Wujudnya bisa berupa si adik jadi ngisengin si kakak, si kakak diadukan yang tidak-tidak kepada orangtunya, atau si adik jadi menyakiti kakaknya dengan memukul, mencubit, dsb.
2. Hal-hal sudah biasa dlakukan sendiri oleh si batita, sekarang tidak mau dilakukannya lagi. Dulu sudah bisa makan sendiri, sekarang selalu minta disuapi, umpamanya.
BELAJAR MEMATANGKAN EMOSI
Yang perlu dipahami, anak yang mengalami cemburu dan tidak ditanggapi dengan tepat oleh orangtua bisa menjadi marah kepada orang-orang di sekitarnya dan menjadi gemar memukul atau bertindak agresif lainnya.
Kabar baiknya, kecemburuan si batita terhadap kakak masih tergolong wajar. Pasalnya, kecemburuan seperti ini merupakan suatu fase bagi anak untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih matang, terutama dalam hal emosi.
Dengan kejadian seperti ini, batita akan belajar bagaimana menyelesaikan masalah ketika terjadi konflik dengan saudara kandungnya. Meski demikian, kecemburuan si kecil perlu dikendalikan agar tetap pada tatanan wajar.
Untuk itu, ketika si adik tampak menunjukkan rasa cemburunya pada sang kakak, ada hal-hal yang dapat dilakukan orangtua. Contohnya, ketika konflik antara adik-kakak terjadi, tidak perlu terburu-buru membantu menyelesaikannya. Amati dulu apa penyebab konfliknya.
Biarkan keduanya mencoba menyelesaikan konfliknya sendiri. Bila kondisi makin memanas, pisahkan anak terlebih dahulu. Biarkan keduanya tenang beberapa saat. Berapa lama waktunya tentu bervariasi bergantung pada karakter masing-masing anak.
Setelah keduanya tenang, ajak mereka berdiskusi dan ketahui apa yang menjadi sumber masalah kecemburuan itu. Jelaskan bahwa dua-duanya memberikan kontribusi dalam konflik yang terjadi.
Bila kondisi sudah lebih tenang, berikan nasihat kepada si kakak dengan cara baik-baik dan tidak di depan si adik. “Kakak tidak perlu pamer terus ke adik kalau punya sepeda baru, mending Kakak ajak Adik bermain bersama dengan sepeda baru. Nanti Kakak yang dorongin sepedanya, ya”.
Begitu juga pada sang adik. Jelaskan kenapa kakak diberi hadiah sepeda. Kenapa dirinya belum mendapat sepeda seperti kakak. Lalu, ajak ia untuk bermain dengan sang kakak.
MEMINIMALKAN RASA CEMBURU
Setiap kali batita menunjukkan rasa cemburunya pada kakak, atau sebaliknya, lakukan introspeksi diri, apakah sikap menganakemaskan ada pada diri kita. Kalau memang benar ada, kita harus sadar mengenali dan mengakuinya.
Baca juga: 8 Cara Memuji Anak Tanpa Membuat Saudara Kandung Cemburu
Tak hanya memberi perhatian, orangtua juga perlu mendengarkan serta menghargai pendapat dari setiap anak tanpa menghakimi. Alhasil, adik dan kakak merasa dihargai oleh orangtua dan rasa cemburu kepada saudaranya pun akan lebih berkurang bahkan tidak ada sama sekali.
Satu hal lagi, kalau kita tahu anak cemburu dengan saudaranya dalam hal kemampuan, kita bisa bantu dengan mencari kemampuan dirinya. Bantu ia untuk menggali asetnya: keunikan-keunikan apa yang mereka miliki dan apa kelebihan-kelebihannya.
Sebab apa yang bisa mereka kembangkan itulah yang akan menjadi kebanggaan dirinya, sehingga dia tidak perlu iri lagi kepada saudaranya. (*)
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR