Nakita.id - Disadari atau tidak, setiap hari semua orang melakukan kebohongan. Sejujur apapun seseorang, paling tidak dia pernah satu kali berbohong dalam hidupnya. Menurut Ian Leslie, penulis buku Born Liars: Why We Can't Live Without Deceit, berkata bohong tidak sepenuhnya salah. Banyak orang yang menyebutnya sebagai "white lies", yang maknanya kurang lebih "berbohong untuk kebaikan".
Dalam bukunya, Leslie menuliskan bahwa tidak seperti mencuri atau membunuh, berbohong adalah kejahatan moral yang kita semua lakukan, dan dilakukan secara teratur. Dalam penelitian yang ia lakukan untuk penulisan buku ini, 147 orang diminta untuk menyimpan catatan harian selama seminggu dan mencatat berapa kali mereka dengan sengaja "menipu" orang. Hasilnya, rata-rata mereka mengaku melakukannya sebanyak 1,5 kali sehari.
“Kita berbohong dengan mengatakan 'Saya baik-baik saja, terima kasih' saat kita merasa sengsara. Dan kebanyakan dari kita telah mensimulasikan kemarahan, kesedihan, kasih sayang, atau berkata 'Aku mencintaimu' saat kita tidak bersungguh-sungguh,” kata Leslie.
Dalam hubungan pertemanan atau dengan orang-orang di sekitar kita, berbohong adalah salah satu cara orang berkomunikasi, dan tidak kalah penting untuk kelangsungan hidup. Dalam hidup, kita akan menghadapi konflik antara keinginan untuk jujur atau mengikuti pendapat orang lain. Seringkali, hasilnya adalah kita memilih untuk berbohong.
Menurut Leslie, hal inilah yang termasuk "bohong putih" dan merupakan salah satu cara untuk tidak menyakiti perasaan orang lain.
Membantu Pasangan Tetap Bertahan
Sementara, dalam hubungan dengan pasangan, kebohongan juga bisa memberikan pengaruh positif. Hubungan romantis dengan pasangan akan terus terjaga jika kita melihat pasangan melalui kacamata "berkilau" yang ditentukan oleh diri sendiri. Hal ini termasuk ke dalam jenis "penipuan" diri sendiri agar kita merasa percaya dengan apa yang ada dalam pikiran.
Leslie berpendapat, kebohongan, paling tidak kepada diri sendiri, membantu orang untuk bertahan dengan hubungan yang dimilikinya. Setiap pasangan membayangkan memiliki anak akan membuat mereka lebih bahagia, meskipun penelitian menunjukkan hal ini tidak pasti. Karena sebenarnya kebahagiaan pasangan tidak bisa ditentukan hanya dengan memiliki anak, walaupun hal tersebut bisa menjadi faktor untuk memperlancar hubungan.
Saat jatuh cinta, kita akan merasa percaya bahwa orang tersebut adalah sosok yang cocok untuk kita. Hal ini membantu para pasangan untuk tetap terus bersama dan membesarkan anak-anaknya.
Terakhir dan yang paling terpenting menurut Leslie, dengan melakukan 'kebohongan kebanyakan orang percaya bahwa hubungan yang mereka jalani lebih baik daripada orang lain. Inilah yang membuat "kebohongan putih" pada akhirnya memiliki dampak yang positif untuk seseorang.
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR