Nakita.id – Jarak kehamilan yang terlalu dekat (kesundulan) sering membuat kondisi dimana Ibu tetap menyusui saat hamil. Saat si kakak masih membutuhkan ASI tetapi Ibu sudah menjalani masa kehamilan.
Pada dasarnya menyusui saat hamil adalah hal yang sah-sah saja untuk dilakukan. Namun, Ibu sebaiknya berhenti menyusui saat hamil jika mengalami kehamilan berisiko seperti yang diterangkan Shannon K. Laughlin-Tommaso, M.D., seorang dokter obgin di Minnesota.
Salah satu kondisi berisiko tersebut adalah Ibu bakal menjalani persalinan prematur. Dokter biasanya sudah memberi rambu-rambu jika ada masalah pada kehamilan Ibu yang berisiko menyebabkan persalinan prematur.
Baca juga: Ini Pengalaman Widi Mulia Saat Menyusui Meski Sedang Hamil
Selain itu, Ibu yang sedang hamil kembar juga tak semestinya menyusui saat hamil. Apalagi jika Ibu mengalami pendarahan dan sudah tidak disarankan melakukan seks saat hamil oleh dokter.
Jika Ibu tidak mengalami tanda-tanda di atas, umumnya Ibu boleh menyusui saat hamil.
Namun, banyak perempuan yang khawatir ketika menyusui saat hamil akan menyebabkan kelelahan. Tentu saja kehamilan akan membuat Ibu jadi lelah ditambah dengan menyusui yang juga menguras energi.
Baca juga: Menyusui Saat Hamil Muda, Amankah?
Salah satu kunci untuk mengatasi kelelahan kala hamil adalah asupan gizi seimbang. Kalori yang masuk juga bertambah.
Pada anak di bawah enam bulan Ibu membutuhkan tambahan 650 kkal per hari. Sementara untuk bayi di atas enam bulan membutuhkan 500 kkal per hari.
Ibu juga perlu memilih makanan yang padat gizi misalnya yang berserat tinggi serta tinggi vitamin dan mineral.
Morning sickness juga banyak berpengaruh pada menyusui. Mual dan muntah akan membuat Ibu semakin lemas.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR