Nakita.id - Orang-orang yang sedang menjaga berat badan atau sedang berdiet, biasanya menghindari minum susu atau makanan yang terbuat dari susu, seperti keju, yogurt, es krim, dan sebagainya. Namun ternyata hal ini tidak terlalu tepat dilakukan, dan justru bisa membahayakan kesehatan, khususnya tulang.
Menurut Annie Bell, seorang koki dan ahli gizi, susu adalah makanan yang sangat lengkap karena mengandung protein, lemak, dan karbohidrat di mana tubuh bisa memeroleh energi, bermacam mineral, vitamin, dan berbagai elemen untuk mendukung fungsi tubuh.
“Tapi bagi saya, sebagai koki dan ahli gizi, yang bisa dikonsumsi tidak hanya susu, tapi juga kisaran produk yang bisa dibuat dari susu, mulai dari yogurt, krim, mentega, dan berbagai jenis keju favorit orang-orang,” ujar Bell.
Menurutnya, daging dan ikan memang tinggi protein, sedangkan buahnya tinggi karbohidrat. Tetapi kandungan nutrisi pada susu sangat bervariasi tergantung pada bentuknya, sehingga menjadikannya sebagai suplemen makanan tambahan yang sangat beragam.
Timbulkan Masalah pada Tulang
Sayangnya, saat ini semakin banyak orang yang mengklaim dirinya alergi dengan susu dan berbagai produk yang terbuat dari susu. Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh British Nutrition Foundation pada anak muda berusia 16-24 tahun, ditemukan fakta bahwa setengah dari jumlah peserta survei mengaku intoleran dengan susu.
Sedangkan pada orang dewasa, hanya satu dari 10 orang yang mengatakan bahwa mereka memiliki masalah dengan produk susu. Studi medis yang dilakukan menunjukkan, kurang dari 5% orang yang memiliki masalah tersebut tidak mampu untuk mencerna laktosa. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kandungan gula di dalam susu yang paling sering menganggu sistem pencernaan.
Kecenderungan alergi produk susu ini sangat memprihatinkan karena susu adalah sumber utama kalsium, yang menjadi nutrisi penting untuk kesehatan dan kekuatan tulang, terutama bagi perempuan muda. The National Osteoporosis Society baru-baru ini memperingatkan bahwa kebiasaan tidak mengonsumsi susu akan menimbulkan masalah tulang di kemudian hari.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan awal tahun ini menunjukkan bahwa hampir satu juta orang yang rutin mengonsumsi susu ternyata tidak memiliki risiko serangan jantung atau stroke. Selain itu, mereka yang rajin makan keju lebih sedikit memiliki risiko penyakit kardiovaskular dan semua penyebab kematian.
“Jika ingin menurunkan berat badan, mungkin Ibu lebih baik menghentikan kegemaran untuk makan makanan pesan antar, sosis, kue dan croissant, daripada mencoba mengurangi lemak dengan membatasi asupan susu,” saran Bell, yang juga seorang juru masak dan penulis makanan.
Informasi tambahan untuk pecinta yogurt, sebaiknya hindari konsumsi yogurt rendah lemak karena ternyata makanan ini memiliki kalori ‘kosong’ yang mengandung energi tanpa kebaikan.
Yogurt rendah lemak dibuat dengan menghilangkan lemak mentega dan semua nutrisi mikro yang dikandungnya, dan menggantinya dengan tambahan gula, yang memiliki sedikit nilai gizi. Sebuah studi di Spanyol baru-baru ini menemukan bahwa orang yang makan 125 gram yogurt tinggi lemak dalam sehari, kemungkinannya untuk mengalami obesitas 19% lebih kecil daripada yang mengonsumsi yogurt rendah lemak.
Perbedaan Anak Aktif dan Hiperaktif, Kenali dan Awasi Agar Tidak Disalahartikan
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR