Nakita.id - Bagi anak-anak dengan penyakit celiac (gangguan pencernaan saat mengonsumsi bahan makanan yang mengandung gluten), makanan bebas gluten atau gluten-free mutlak diperlukan untuk mencegah reaksi. Penyakit celiac adalah kelainan autoimun dimana seseorang tidak dapat mencerna gluten, yaitu protein yang ditemukan dalam gandum, jelai, dan gandum hitam.
Tapi belakangan ini diet gluten-free juga diterapkan oleh orangtua untuk anak-anaknya yang normal dan tidak memiliki alergi dengan gluten, dengan alasan ‘pilihan makanan yang lebih sehat’. Sebenarnya apakah diet gluten-free ini juga diperlukan oleh mereka?
Dalam sebuah komentar yang diterbitkan dalam Journal of Pediatrics, Norelle Reilly, MD, seorang asisten profesor pediatri dan direktur penyakit celiac pediatrik di Universitas Columbia, memperingatkan bahwa tanpa diagnosis medis, tidak ada bukti untuk mendukung diet bebas gluten untuk anak-anak. Berikut beberapa alasannya.
Diet gluten-free tidak selalu sehat. Biji-bijian umumnya kaya akan kandungan gizi. Dengan menghindari itu, berarti anak mungkin tidak akan mendapatkan cukup vitamin B, folat, dan zat besi. Jangan lupakan serat yang juga menjadi masalah jika kekurangan asupannya. Makanan kemasan berlabel bebas gluten tidak sehat karena cenderung memiliki lebih banyak lemak dan gula daripada yang mengandung gluten. Selain itu, harganya juga biasanya lebih mahal.
Dapat mengganggu diagnosis yang tepat. Beberapa orang membuat kesalahan dengan menjalani diet bebas gluten sebelum melakukan uji penyakit celiac. Jika makanan yang dikonsumsi sudah memotong kandungan gluten, maka hasil tesnya tidak akan akurat. Sehingga mereka jadi tidak mengetahui dengan pasti apakah benar-benar menderita penyakit celiac atau tidak.
Menganggu kualitas hidup anak. Ada bukti bahwa kualitas hidup anak-anak yang mengikuti diet bebas gluten jadi lebih menderita. Contoh mudahnya adalah ketika anak-anak tidak dapat mengambil makanan dengan bebas saat berada rumah teman atau acara di sekolah. Hal ini tentu saja secara tidak langsung dapat menyebabkan perasaan terisolasi dari dunia sosial pada anak.
Tidak melindungi bayi dari penyakit celiac. Bahkan jika seorang anak memiliki riwayat penyakit celiac dalam keluarganya, tidak ada bukti bahwa menunda atau menghindari pemberian makanan mengandung gluten dapat membantu mencegahnya menderita penyakit tersebut.
Menurut Reilly, jika gluten mungkin menjadi masalah bagi anak, maka sebaiknya bicarakan dengan dokter anak yang bisa mengarahkan untuk melakukan pengobatan ke dokter spesialis.
Di luar penyakit celiac, beberapa orang juga bisa memiliki sensitivitas gluten nonceliac, yang berarti mereka tidak memiliki penyakit celiac tetapi merasakan gejala yang berkaitan dengan makanan gluten. Jika memang memutuskan untuk melakukan diet gluten-free, maka diskusikanlah dengan ahli diet terdaftar untuk membantu merencanakan diet yang memastikan anak-anak tetap mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan.
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR