Nakita.id - Seks merupakan salah satu faktor yang mampu menghangatkan suasana rumah tangga dan juga hubungan tiap pasangan dan nyatanya rutin melakukan ini juga baik untuk kesehatan.
Namun ada hal yang perlu diperhatikan, di mana pasangan yang memiliki riwayat penyakit jantung akan sangat berisiko kehilangan nyawa jika berhubungan seks.
Kondisi ini disebabkan akibat jantung yang terus memompa kala pasangan melakukan hubungan seks yang penuh gairah dan pada akhirnya menyebabkan serangan jantung.
(Baca juga : Yang Terjadi pada Vagina Jika Jarang Berhubungan Seks Lagi)
Penelitian baru menemukan bahwa laki-laki empat kali lebih besar kemungkinannya meninggal jika mereka mengalami serangan jantung saat berhubungan seks dibandingkan saat melakukan kegiatan lainnya.
Mengapa? Karena pasangan dengan kondisi ini lebih cenderung menunda dalam meminta bantuan darurat yang disebabkan rasa malu atau shock.
Waktu adalah hal darurat bagi mereka yang mengalami serangan jantung. Kemungkinan seseorang dalam bertahan hidup akan semakin menipis untuk setiap menitnya tanpa adanya perawatan profesional.
(Baca juga : Ibu Hamil Bisa Tetap Intim dengan Suami Meski Tanpa Hubungan Seks)
Menurut WebMD, penundaan rata-rata antara awal gejala serangan jantung dan sampai di rumah sakit sekitar dua jam, namun penundaan yang lebih lama menyebabkan hasil yang lebih buruk, dan dalam beberapa kasus bisa berdampak pada kematian.
Tingkat kelangsungan hidup rata-rata untuk penderita serangan jantung adalah sekitar 50 persen, namun hanya sekitar satu dari delapan di antaranya yang memiliki serangan jantung saat berhubungan seks namun bisa pulih kembali.
Hasil penelitian menunjukkan, orang yang mengalami serangan jantung saat berhubungan seks menunggu dua kali lebih lama untuk resusitasi (pertolongan pertama akibat berhentinya napas karena sebab tertentu) dan menghabiskan rata-rata 8,4 menit tanpa bantuan apapun.
(Baca juga : Berapa Lama Normalnya Berhubungan Seks)
Meskipun tidak diketahui mengapa penundaan ini ada, para peneliti berhipotesis bahwa pasangan lebih cenderung menunda meminta pertolongan darurat saat serangan jantung terjadi ketika berhubungan seks.
Untuk penelitian yang dipresentasikan baru-baru ini di European Society of Cardiology, periset melihat data 3.028 orang yang menderita serangan jantung. Dari jumlah tersebut, 246 aktif secara fisik selama serangan jantung, dan 17 telah melakukan hubungan seks.
Menurut National Institutes of Health, serangan jantung terjadi saat darah yang mengalir ke jantung terputus. Hal ini menyebabkan detak jantung perlahan berhenti, dan jika seseorang tidak mendapatkan bantuan dengan cepat, kerusakan bisa menjadi serius dan tidak dapat diubah.
Terutama bagi seseorang yang memiliki penyakit jantung koroner, di mana arteri koroner menyebabkan jantung menjadi tersumbat dan akhirnya menghasilkan plak. Namun, serangan jantung juga bisa terjadi tanpa adanya plak arteri, meski kondisi ini jarang terjadi.
(Baca juga : 5 Alasan Medis yang Bikin Perempuan Enggan Berhubungan Seks)
Tim tersebut menekankan, mereka yang berisiko tinggi terkena serangan jantung tidak perlu menunda seks, namun harus melakukannya secara berbeda.
Misalnya, dengan melakukan tindakan pencegahan tertentu seperti menghindari terlalu banyak alkohol sebelum aktivitas seksual dan meminta pasangan untuk berperan lebih aktif dalam aktivitas seksual, yang dapat membantu mengurangi risiko trauma selama hubungan seks bagi mereka yang pernah mengalami serangan jantung atau operasi jantung sebelumnya.
Jadi ingatlah, biarkan gairah seks Ibu dan pasangan tetap berjalan dengan normal, tapi jaga agar tetap aman agar terhindar dari hal yang tidak kita inginkan.
(Sumber : Having A Heart Attack During Sex Could Cut Your Chances Of Survival)
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR