Nakita.id - Anak-anak yang menginjak usia batita memang memiliki daya imajinasi tinggi dan perilaku tak terduga, sehingga banyak orangtua yang menyesalkan hal tersebut dan geleng-geleng kepala.
"Imajinasi batita bisa menjadi sedikit gila," kata Michele Kambolis, seorang terapis anak dan keluarga di Vancouver. Anak di usia ini juga akan sering menggigit, menendang, memukul, dan tiba-tiba mood-nya akan kembali normal seperti semula.
Ledakan perkembangan otak yang terjadi biasanya sekitar 18 bulan, di mana anak lambat laun memiliki kesadaran diri dan keinginan untuk mandiri. Michele menjelaskan, batita memiliki bahasa yang terbatas dan sedikit paham mengapa orangtua ingin mereka berperilaku dengan cara tertentu.
Baca juga : 5 Langkah Untuk Mengubah Perilaku Buruk Pada Anak
Ketika seorang anak bertindak agresif tanpa penyesalan yang nyata, orangtua mungkin takut anak mereka tidak memiliki hati nurani. Michele mengungkapkan bahwa perilaku anak yang suka menendang orang asing bukan pertanda ia kejam dan jahat, si batita hanya belum memiliki kontrol impuls.
Sementara batita belum memiliki pemahaman tentang dampak dari tindakannya, Ibu bisa mengajarinya bahwa ketika menendang, tandanya orang lain akan merasa sakit. Mungkin saja Ibu harus memberi tahu beberapa kali, tapi dalam hal ini Ibu memang perlu bersabar.
Untuk perilaku anak seperti berteriak dan menyendiri biasanya tidak akan terjadi pada usia ini. Sebaliknya, si batita cenderung tidak bisa tinggal diam dan sering melakukan aktivitas, seperti merobek-robek buku, mencorat-coret dinding, atau menjilati makanan yang kemudian ia letakkan kembali ke piring dan sebagainya.
Baca juga : 7 Perilaku Anak yang Paling Jorok, Buat Orang Tua Geleng-geleng Kepala
Namun, menurut Jillian Roberts, pskolog asal Victoria yang mengkhususkan diri pada anak-anak dan remaja, anak yang suka menghancurkan barang-barang ternyata sedang menguji batas fisiknya. Saat anak bereksplorasi dan memiliki rasa mandiri, ia tentu ingin menguji batas-batas itu.
"Pengalihan langsung yang lembut dan paling efektif. Tenang dan tegas, katakan 'tidak', dan beritahu anak bahwa apa yang ia lakukan tidak baik, lalu biarkan ia melakukan aktivitas lain," ungkap Jillian.
Perilaku pemberontak seperti itu biasa dilakukan. Sementara, untuk menghindari "pertikaian" dengan anak, Ibu harus berusaha namun tetap bertindak sebagai pengendali, sebab sejatinya anak-anak ingin merasakan kontrol atas lingkungan mereka.
Baca juga : 4 Kebiasaan Buruk Batita dan Cara Mengatasinya
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR