Nakita.id - Beberapa waktu lalu, jejaring media sosial dihebohkan dengan adanya kabar bahwa terjadinya hujan es di sejumlah kawasan di Jakarta Pusat.
Setelah kabar dari jejaring media sosial tersebut beredar, ternyata hal ini langsung ditanggapi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kemudian, konfirmasi dari BMKG dilanjutkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Baca Juga : Musim Pancaroba Rentan Timbulkan Hujan Es, Waspadai Cirinya!
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Jupan Royter mengatakan, hujan es terjadi di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (22/11/2018) sore.
Bagian Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD DKI Jakarta telah mendapat konfirmasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang hujan es itu.
"Info dari BMKG ada hujan es, sudah dikonfirmasi tadi oleh Pusdatin saya," kata Jupan saat dihubungi Kompas.com. Jupan menyampaikan, data soal hujan es itu sudah diinformasikan melalui akun resmi Twitter BPBD DKI Jakarta.
Baca Juga : Berbahayakah Minum Air Hujan? Penelitian Ini Tunjukkan Hasil yang Mengejutkan!
Berdasarkan informasi di akun resmi Twitter BPBD DKI Jakarta, @BPBDJakarta, hujan es itu disebutkan melanda kawasan Thamrin dan Tanah Abang.
"Pada Pukul 15.20 WIB telah terjadi Hujan Es di Sekitar Thamrin & Tanah Abang dengan durasi kurang dari 5 Menit. Dihimbau kepada masyarakat agar selalu berhati-hati dalam beraktivitas," demikian informasi di akun Twitter @BPBDJakarta pada pukul 17.08 WIB.
Sebelumnya BMKG menilai, hujan es yang terjadi di Jakarta pada Kamis ini sebagai fenomena alamiah yang biasa terjadi.
Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, fenomena hujan es biasanya banyak terjadi pada masa pancaroba.
"Kejadian hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya," kata Hary melalui keterangan tertulis.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Tips Mencegah Anak Sakit di Musim Hujan
Hary menyampaikan, ada beberapa indikasi terjadinya hujan lebat atau es disertai petir dan angin kencang pada hari ini.
Satu hari sebelumnya, kata Hary, udara pada malam hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
Udara yang terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat, ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%).
Baca Juga : Humas BNPB Sutopo Unggah Video Dirinya Jalani Pengobatan Kanker Paru, Banjir Doa Warganet
Mulai pukul 10.00 pagi, terlihat tumbuh awan cumulus (awan putih berlapis-lapis).
Di antara awan tersebut, ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu yang menjulang tinggi seperti bunga kol.
Tahap berikutnya, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb (cumulonimbus).
"Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat. Kemudian, terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri," kata Hary.
Hary menyampaikan, biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba.
Gerimis biasanya tidak menimbulkan angin kencang. "Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang, baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak," ucap dia.
(Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Hujan Es Terjadi di Kawasan Thamrin dan Tanah Abang dan Kata BMKG soal Fenomena Hujan Es)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR