Nakita.id - Keluarga disfungsional atau disfungsi keluarga ialah keluarga di mana terjadi banyak konflik, perilaku buruk, dan bahkan pelecehan di antara anggota-anggotanya.
Anak-anak yang tumbuh di keluarga seperti ini cenderung berpikir bahwa hal ini normal.
Sayangnya, ini dapat memiliki efek jangka panjang pada anak-anak.
"Disfungsional" mengartikan sesuatu yang gagal berfungsi dengan benar atau tidak dapat menyelesaikan fungsinya.
Baca Juga : Alternatif Pengganti Susu Sapi Bagi Si Kecil yang Alergi
Ketika istilah ini berlaku untuk keluarga, itu merujuk persis pada keluarga yang gagal dalam tanggung jawabnya.
Sebuah keluarga umumnya dapat memenuhi kebutuhan material, sosial, budaya, spiritual, dan emosional mereka.
Dalam keluarga yang fungsional, semua kebutuhan ini terpenuhi.
Jika ada konflik atau krisis, anggota keluarga bekerja bersama dan saling mendukung untuk mencari solusi.
Baca Juga : Mengenal Perbedaan Sperma dan Air Mani, Sering Salah Kaprah!
Namun, dalam keluarga yang disfungsional, situasinya sangat berlawanan.
Hal yang dapat memicu disfungsi pada keluarga biasanya bila orangtua merupakan pecandu alkohol, obat terlarang, dan lain-lain.
Atau mengalami penyakit jiwa atau gangguan kepribadian, juga orangtua yang meniru tingkah laku orangtua mereka sendiri dan pengalaman keluarga mereka yang disfungsional.
Anak yang mendapati orangtua seperti diatas sangat memungkinkan menerima dampak negatif dari pola asuh yang salah.
Baca Juga : Ibu Ini Jelaskan Pentingnya Punya Waktu Sendiri Meski Sudah Punya Anak
Idealnya, anak-anak harus tumbuh dalam lingkungan yang membantu mereka merasa dicintai dan berharga.
Mereka harus memiliki kebebasan untuk mengekspresikan pemikiran dan keinginan mereka, dan sebagai orangtua, seharusnya memenuhinya jika anak pantas dan cukup realistis mendapatkannya.
Baca Juga : Anak Sering Mengompol? Curigai Terkena Diabetes Melitus Moms
Anak-anak yang dihargai dan diberi dicintai akan tumbuh menjadi anak yang sehat secara emosional, mental dan terus memiliki hubungan yang sehat.
Namun, ketika anak-anak tumbuh di lingkungan di mana kebutuhan mereka dikekang atau mereka terus-menerus dikritik dan disalahgunakan, mereka:
- Memiliki harga diri yang rendah dan citra diri yang buruk.
- Merasa bahwa kebutuhan mereka tidak penting atau mungkin tidak tepat untuk mengartikulasikan kebutuhan mereka.
- Tumbuh dengan keyakinan bahwa pengaturan seperti itu normal dan menerimanya sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Baca Juga : Kualitas Sperma Banyak dan Sempurna, Konsumsi Makanan Ini Sebelum Konsepsi!
Hidup dalam keluarga yang disfungsional dapat memiliki efek psikologis abadi yang terbawa sampai dewasa.
Itulah sebabnya, anak-anak yang tumbuh dalam keluarga disfungsional akan memiliki karakter sebagai berikut:
- Kurangnya sikap riang dan seperti anak kecil karena mereka diharapkan untuk mengambil tanggung jawab di awal kehidupan mereka.
Mereka diharapkan berperilaku seperti orang dewasa.
- Menderita dari kondisi psikologis sedang sampai berat, seperti depresi, kecemasan, dan pikiran untuk bunuh diri.
Baca Juga : Sering Digunakan Ibu Rumah Tangga, 5 Perabot Ini Ternyata Beracun!
- Menjadi kecanduan rokok, alkohol, atau obat-obatan.
- Miliki hubungan cinta-benci dengan anggota keluarga.
- Memiliki kesulitan membentuk hubungan yang sehat dalam kelompok sebaya mungkin karena rasa malu atau gangguan kepribadian.
- Marah, dan terisolasi dari yang lain.
Baca Juga : 1 dari 5 Anak Meninggal Karena Tenggelam, Ini Tips Aman Ajak Si Kecil Berenang
- Perjuangan untuk belajar dengan baik, dan kinerja mereka di sekolah buruk.
- Menjadi tidak bertanggung jawab, dan kurangnya disiplin membuat mereka menjalani hidup dengan syarat, mereka terpaksa menunda dan membelanjakan terlalu banyak.
- Menjadi terisolasi dan hidup jauh dari keluarga dan teman.
- Memiliki perilaku merusak atau merusak diri sendiri.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Source | : | Momjunction |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR