Nakita.id - Semua orangtua tentu ingin buah hatinya tumbuh dengan sehat dan bahagia, namun ada orangtua yang tidak cukup beruntung.
Misalnya anak dengan gangguan mental, yang jika tidak diatasi akan berdampak pada tumbuh kembangnya.
Sebuah laporan NHS telah menemukan, bahwa satu dari delapan anak muda di Inggris yang berusia antara lima dan 19 tahun menderita gangguan kesehatan mental.
Survei yang melibatkan lebih dari 9.000 anak yang tinggal di Inggris ini menemukan peningkatan kondisi seperti kecemasan, depresi dan OCD pada anak-anak selama dekade terakhir.
Fakta lain, dalam 18 anak berusia dua hingga empat tahun memiliki setidaknya satu kondisi kesehatan mental.
Sementara itu, anak perempuan berusia 17-19 tahun diidentifikasi sebagai kelompok 'berisiko tinggi' karena dalam kategori usia ini anak akan mencoba menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
Baca Juga : Istri Ernest Prakasa Ungkap Kisahnya Alami Depresi Pasca Melahirkan, Ini Cara Ia Mengatasinya
Untuk itu, penting bagi orangtua bisa menjaga tutur kata dengan baik.
Hati anak diibaratkan semen basah, mereka tak akan mudah melupakan kata-kata yang didapat hingga tumbuh dewasa.
Sarah Kendrick, Kepala Layanan dari amal kesehatan anak-anak, Place2Be mengungkapkan hal yang harus dilakukan agar kesehatan mental anak tetap terjaga.
Gunakan bahasa yang sesuai dengan usia
Tidak pernah terlalu dini atau terlalu terlambat untuk mulai memikirkan tentang kesehatan mental anak.
Namun, Kendrick mengingatkan pentingnya orangtua memilih padanan kata dengan hati-hati.
"Sejak usia muda, anak-anak dapat mulai memahami perasaan dan kekhawatiran yang sulit.
Mengacu pada karakter dalam buku cerita atau di TV dapat menjadi cara yang membantu untuk membuat mereka berpikir tentang emosi yang berbeda dan cara mengatasinya", ungkap Kendrick.
Jangan singkirkan keinginan mereka
"Penting untuk jujur dengan anak-anak Anda dan menjawab pertanyaan mereka, tetapi berhati-hatilah untuk tidak membombardir mereka dengan pertanyaan," ujar Kendrick.
Ia menyarankan untuk menjawab dengan sederhana dan dengan cara yang dapat mengatasi kecemasan pribadi mereka.
Periksa apa yang ingin diketahui oleh anak, dengan begitu akan membantu orangtua agar lebih fokus pada anak.
Lakukan pendekatan dan tunggu saat yang tepat
Terkadang ketika menghadapi sesuatu terjadi pada anak, orangtua akan tergoda menggunakan cara instan.
Akibatnya, orangtua lupa melakukan hal yang lebih penting yaitu menggunakan pendekatan yang tenang.
"Jangan menekan mereka, seperti di dalam mobil atau di atas aktivitas yang tenang, dapat membantu percakapan terasa seperti interogasi," kata Kendrick.
Jangan berpura-pura memiliki semua jawaban
"Daripada melompat langsung ke solusi menyarankan, cobalah berpikir dengan anak Anda tentang apa yang mungkin membantu, dan datang dengan jawaban bersama," saran Kendrick.
Baca Juga : Liburan Akhir Tahun Belum Ada Rencana, FamGoFest Bisa Menjadi Pilihan!
Hal itu akan membantu anak lebih mampu mengendalikan situasi yang dialami.
Jangan ragu meletakkan ponsel
Terdengar seperti hal yang sulit, namun melakukan hal kecil seperti meletakkan ponsel sejenak akan membuat anak tahu bahwa orangtua memiliki waktu.
"Berkomitmen untuk ini secara teratur akan mengingatkan anak Anda bahwa mereka dapat datang kepada Anda jika mereka sedang berjuang dengan sesuatu," ungkap Kendrick.
Jangan ragu memberikan solusi
"Jika anak Anda memberi tahu Anda ada sesuatu yang mengganggu mereka, tanggapilah dengan serius," Kendrick menekankan.
Kendati terdengar sepele, hal ini akan membuat anak terbuka untuk berkomunikasi dengan orangtua.
Tak menutup kemungkinan, orangtua akan menjadi pihak yang pertama kali didatangi anak ketika membutuhkan solusi.
Berilah contoh perilaku yang baik
"Sebagai orangtua, kami adalah panutan yang konstan," kata Kendrick.
"Penting untuk berpikir tentang perilaku Anda sendiri dan bagaimana Anda menghadapi emosi, seperti marah dan frustrasi, di depan anak-anak Anda karena ini akan memengaruhi cara mereka bersikap dan mengatasi diri mereka sendiri," sambung Kendrick.
Source | : | The Independent |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR