Jika mereka gagal mengembalikan pinjaman, biasanya akan ditangani di luar hukum yang tentu akan lebih merugikan.
Sayangnya, penolakan bank dan lembaga keuangan tradisional dengan alasan "bukan klien berkualitas", sering menjadi alasan utama mereka memilih lintah darat karena kebutuhan uang tunai yang mendesak dan tidak diperlukannya jaminan.
Kasus serupa sebelumnya juga sempat menjadi topik utama media China, yakni tentang rentenir yang tidak bermoral, tekanan keuangan pada pelajar, dan apakah perempuan berhak menyerahkan foto-foto mereka.
Baca Juga : Pria Tua Ini Tewas Setelah Paru-parunya Tercuci dengan Sabun di Rumah Sakit, Begini Kronologinya
Dilansir KompasTekno dari South China Morning Post, Kamis (29/11/2018), para analis mengamati hal ini sebagai indikasi meningkatnya konsumerisme di China, sistem keuangan yang belum berkembang dan buruknya sistem peminjaman uang bagi pelajar.
Bank Ping An melaporkan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata pinjaman konsumen di China, kecuali pegadaian, sebesar 28 persen.
Meningkatnya permintaan untuk peminjaman tidak bisa dipenuhi oleh bank-bank mapan dan firma kredit.
Baca Juga : Punya Berbagai Koleksi Mobil, Begini Tampilan Rumah Deddy Corbuzier
Beberapa analis mengatakan, hal itu mendorong orang-orang yang membutuhkan uang tunai meminjam kredit dari keluarga, teman, layanan pinjaman peer-to-peer dan peminjaman uang online.
Zhang Jun, Chief Execuitive peminjaman peer-to-peer China, Pai Pai Dai, mengatakan bahwa ada hampir 500 juta orang di China yang tidak memiliki kartu kredit dan bekum terjangkau oleh layanan keuangan tradisional.
(Artikel ini telah terbit di Intisari.grid.id dengan judul "Demi Mendapat Utang, Ratusan Mahasiswa China Rela Serahkan Foto Bugil, Untuk Apa?")
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Source | : | intisari |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR