Nakita.id.- Bagi batita, permainan apa pun merupakan latihan yang baik untuk mengembangkan berbagai keterampilannya. Nah, untuk melatih kemampuan motoriknya, ada 5 permainan sederhana yang bermanfaat mengembangkan motorik buah hati. Yuk, dicoba!
Baca juga: 6 Cara Membantu Batita Mengembangkan Motoriknya
1. Menaiki undakan.
Permainan ini baik untuk mengasah motorik kasar, baik tangan maupun kaki. Batita juga belajar memprediksi pijakan yang aman sehingga secara tidak langsung ia akan mengenal konsep aman dan tidak aman. Pada undakan tinggi, sering kali anak membutuhkan bantuan tangan untuk mengangkat tubuhnya sehingga belajar keseimbangan gerak tangan dan kaki.
Latihan menaiki undakan umumnya aman bagi anak berusia 18 bulan ke atas atau setelah ia bisa berjalan ajek. “Menaiki undakan juga mengasah keterampilan lokomotor (gerak berpindah tempat),” ujar Fitri Arlinkasari, MPsi., Dosen dan Psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas YARSI, Jakarta.
Keterampilan lokomotor membantu mengembangkan kesadaran anak akan tubuhnya dalam ruang. Kesadaran ini disebut kesadaran persepsi motorik yang meliputi kesadaran akan tubuh sendiri, waktu, hubungan ruang(spasial), konsep arah, visual, dan pendengaran.
2. Senam.
Tak hanya baik bagi perkembangan motorik, juga emosi, dan sosial anak. Sebab dengan melakukan senam, hampir semua anggota tubuh bergerak. Kegiatan ini juga menstimulasi koordinasi gerak tubuh, keseimbangan tubuh, dan konsentrasi (karena anak harus mengikuti gerakan dengan lagu).
Senam dengan irama lagu, membantu meningkatkan mood positif anak dan rasa percaya diri karena anak bisa mengekspresikan diri melalui gerakan.
Beberapa kegiatan senam yang tidak diiringi lagu—seperti senam lantai— juga menyimpan berbagai manfaat; dari meluweskan, melancarkan peredaran darah, dan lainnya. Sementara senam yang dilakukan bersama bisa meningkatkan kemampuan sosialisasi karena anak akan berinteraksi juga mengamati perilaku orang lain.
Pilih jenis senam yang sesuai tahap perkembangan anak. “Mulailah dari jenis senam yang sederhana dan ringan untuk menghindari cedera dan pilih pakaian senam yang nyaman, yang dapat menyerap keringat dengan baik.”
3. Bermain pasel.
Tidak hanya melatih koordinasi tangan dan mata, bermain pasel memiliki sejumlah manfaat kognitif, terutama problem solving. Anak juga belajar mengenali bentuk dan warna agar bisa memasang kepingan pasel yang tepat.
“Kemampuan mengenal bentuk dan warna ini secara tidak langsung akan ia butuhkan nantinya dalam mengenal huruf, angka, dan simbol lain dalam kegiatan skolastik (yang berkaitan dengan sekolah),” ujar perempuan yang akrab dipanggil Inka ini.
Permainan ini juga melatih kesabaran karena diperlukan ketekunan untuk menyelesaikan suatu tantangan. Daya ingatnya terasah karena anak perlu mengingat gambar sebelum memulai menyusunnya.
Melalui daya ingat ini, anak akan melatih imajinasi dan kemampuan berpikir logis, karena harus menyusun kepingan gambar tertentu sesuai kelompoknya. “Misalnya kepingan gambar jari, hanya cocok dipasangkan berdekatan dengan gambar tangan,” ungkap Inka.
Menurut Inka, anak dapat mulai bermain pasel sejak usia 18 bulan dengan pasel 2 keping, anak usia 2,5 tahun dengan yang 4 keping, dan terus meningkat seiring perkembangannya.
Baca juga: Batita Hobi Main Bola Ini Manfaatnya
4. Bermain susun balok, kardus, atau gelas bekas.
Kemampuan penting yang akan dipelajari saat bermain ini adalah mengenal prosedur atau tahapan. Saat menyusun balok diperlukan fondasi yang kuat agar balok tidak roboh. Ini yang membuat kemampuan nalar terasah.
Sebelum memulai permainan pun diperlukan perencanaan, balok mana yang diletakkan lebih dulu satu sama lain, sehingga aktivitas ini mendorong konsentrasi.
Si kecil juga belajar mengenal, besar-kecil, persegi-persegi panjang, tinggi-pendek, dan sebagainya. Agar kegiatan ini dapat mengenalkan huruf atau angka, tempelkan huruf tertentu pada balok dan minta anak menyusun sesuai namanya.
Kompleksitas penyusunan balok biasanya disesuaikan mengikuti perkembangan anak. Pada anak usia 1 tahun, baru bisa menyusun 3 balok secara vertikal. Si 2 tahun, ketertarikannya justru menyusun balok secara horizontal menyerupai kereta.
Baca juga: Asah Tiga Kecerdasan Batita Dengan Permainan Lompat Bantal
5. Menggunting dan menyobek kertas.
Meskipun sederhana, kegiatan menggunting dan menyobek kertas sebenarnya memiliki manfaat melatih motorik halus yang nantinya diperlukan ketika anak terlibat aktivitas menulis.
Anak juga berkenalan dengan bentuk dan pola, serta belajar mengikuti pola atau prosedur dengan menggunting. Selain melatih kesabaran serta ketekunan, kegiatan ini juga menstimulasi koordinasi mata dan tangan karena ia harus menjaga agar jari tidak tergunting dan presisi dalam menggunting pola. Karena itu, dorong anak untuk menyelesaikan guntingannya sesuai pola agar ia dapat menghargai proses.
Menurut Inka, orangtua dapat meningkatkan kreativitas dengan memberi anak kebebasan membuat hasil guntingan sesuai imajinasinya sendiri. Libatkan ia dalam berbagai kegiatan; minta si kecil membantu menggunting kertas kado. Si batita akan merasa senang saat diberi kesempatan membantu, dan hal ini dapat meningkatkan rasa percaya dirinya.
Baca juga: Alasan Batita Senang Merobek
Kegiatan menggunting biasanya diperkenalkan pada anak usia 2 tahun. Namun ada baiknya, jika kita terlebih dahulu melatih anak dengan kegiatan menjepit dengan menggunakan jepitan kayu. Misal, menjepit kapas dan memindahkannya ke wadah lain.
Hal ini akan membantunya untuk terbiasa dengan aktivitas menekan alat gunting. Selain itu, selalu gunakan jenis gunting yang aman bagi anak dan berikan penjelasan bahwa anak hanya bisa bermain gunting jika ditemani orangtua atau pengasuh.
Selamat bermain bersama si batita! (*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR