Nakita.id - Penyakit disebabkan oleh virus maupun bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui lubang hidung dan mulut akan melalui tenggorokan. Nah, saat penyakit yang berasal dari virus maupun bakteri masuk, maka mucus alias lendir yang diproduksi oleh jaringan (epitel atau sel permukaan) yang melapisi mulut, hidung, sinus, tenggorokan, paru-paru, dan saluran cerna, akan berreaksi.
Untuk diketahui, lendir memiliki sejumlah fungsi penting; salah satunya, melindungi semua organ dalam tubuh yang lembut dan halus, juga lemah, agar tidak kering dan teriritasi akibat pernapasan kita yang terus-menerus. Pun lendir di saluran pernapasan berfungsi untuk menarik debu, polutan, serta bakteri dan partikel asing lainnya, sebelum bisa masuk ke dalam tubuh.
Baca juga: Panas Dalam Adalah Penyakit HOAX yang Masih Dipercaya Hingga Saat Ini
Tapi jika lendir di saluran napas terlalu banyak, kita akan rentan terhadap peradangan kronis dan infeksi bakteri. Kondisi ini perlu diatasi. Penanganannya dengan cara physiotherapy using a variety of airway clearance techniques (ACTs), yaitu fisioterapi yang menggunakan berbagai teknik pembersihan jalan napas dari lendir yang tebal, menempel, sehingga mengurangi dampak infeksi paru-paru dan memperbaiki fungsi paru-paru.
Komposisi Lendir
Seperti semua jaringan dan cairan di tubuh manusia, komposisi kimia lendir sangat kompleks. Lendir terdiri atas 95% air, sebagian besar terikat pada protein yang disebut mucins, yang membentuk cairan lengket saat bercampur dengan cairan. Lendir juga memiliki antibodi yang membantu tubuh mengenali mikroba, memiliki enzim yang membunuh organisme asing. Sifat lengket lendir membantu memastikan partikel asing atau bakteri tidak masuk ke paru-paru saat kita bernapas.
Lendir di saluran napas mempunyai “teman”, yaitu silia. Silia adalah rambut kecil dan halus yang melapisi rongga esofagus dan hidung. Fungsinya untuk membantu mendorong lendir ke luar saat kita bersin atau batuk.
Volume Lendir
Tubuh manusia dewasa menghasilkan sekitar 1 sampai 1,5 liter lendir setiap hari. Sebagian besar lendir ini di tenggorokan alias saluran napas. Saat kita sakit, konsistensinya semakin tebal, yang menyebabkan kita memerhatikannya dan ingin mengeluarkannya.
Lendir akan menjadi lebih kental dan banyak saat kita terkena infeksi, misal flu, atau saat reaksi alergi muncul. Itulah mengapa, saat flu, hidung kita kerap meler.
Baca juga: Radang Tenggorokan Tidak Perlu Diobati
Penting diketahui, lendir dalam tubuh, khususnya di saluran pernapasan, akan bertambah banyak saat kita mengonsumsi susu dan makanan pedas. Kondisi ini dikarenakan rinitis gustatory non-allergen, yang menyerupai reaksi alergi tapi yang normal.
Nah, mengingat fungsi penting lendir, itulah mengapa kita tidak boleh menyingkirkannya dengan obat-obatan pengering lendir saat sakit, seperti obat batuk yang menghentikan batuk, menghilangkan batuk, menghentikan hidung meler, dan sebagainya.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
KOMENTAR